TULISAN ini membicarakan Mrk 13:24-32. Injil ini dibacakan hari Minggu Biasa XXXIII Tahun B. Ada dua pokok yang disampaikan dalam petikan dari Injil Markus ini. Yang pertama mengenai kedatangan Anak Manusia yang didahului “zaman edan” (ay. 24-27). Yang kedua mengajak orang memperhatikan kapan saat itu tiba (ay. 28-32).
Kedatangan-Nya kembali
Murid-murid yang masih mengenal Yesus dari dekat mewartakan bahwa Ia telah bangkit dari kematian dan naik ke surga dan kini menyiapkan tempat bagi mereka. Ia akan datang kembali dengan mulia dan orang-orang yang percaya kepadan-Nya akan ikut serta dalam kebesaran-Nya. Saat itu seluruh alam semesta akan menyaksikan peristiwa ini.
Yang paling membuat generasi pertama murid-murid ini bergairah ialah kebangkitan-Nya. Karena itu, pewartaan Injil yang paling awal ialah “Tuhan telah bangkit.” Semua hal lain, termasuk kedatangan-Nya kembali merupakan kelanjutan peristiwa itu.
Namun demikian, bagi murid-murid dari generasi yang tidak mengenal Yesus sendiri, kebangkitan-Nya sudah jadi hal yang diandaikan. Minat mereka lebih terarah pada kedatangan-Nya kembali. Di situlah letak daya tarik komunitas Kristen awal ini.
Seluruh Injil Markus ditulis bagi kalangan mereka. Kepada mereka diperkenalkan siapa Yesus yang akan datang kembali itu lewat ingatan akan hal-hal yang diajarkan dan dilakukan-Nya semasa hidup-Nya. Kedatangan-Nya kembali nanti dikontraskan dengan suasana yang menggelisahkan – suasana zaman edan dan bumi gonjang-ganjing.
Kerajaan Allah sudah tiba
TANYA: Markus, bila begitu latar belakangnya, apa warta Yesus yang paling pokok yang Anda rekam?
MARKUS: Orang-orang di sana dulu terusik dengan pertanyaan-pertanyaan tentang akhir zaman. Kepada orang-orang ini Yesus mengajarkan bahwa akhir zaman sudah tiba dalam wujud “Kerajaan Allah”. Ini kutuliskan pada awal Mrk 1:15.
TANYA: Lha, apa yang terjadi bila Kerajaan Allah sudah datang?
MARKUS: Dalam Mrk 1:15a, kuceritakan Yesus berseru “Metanoeite” yang artinya lebih luas daripada “Bertobatlah” karena orang-orang diminta agar berubah haluan dari hanya ngutak-utik perkara betul atau salah menurut Taurat menjadi orang yang berpikir lapang, yang tidak membiarkan diri terganjal huruf. Begitulah ada kemerdekaan batin. Ini perlu agar warta Injil bisa diterima dengan mantap.
TANYA: Lalu?
MARKUS: Langkah berikutnya, ya mendengarkan, memandangi, mengikuti Yesus yang mengajar, menyembuhkan orang sambil berjalan ke Yerusalem meskipun sadar di sana bakal kena susah. Jadi, kayak Bartimeus si buta yang melihat kembali.
TANYA: Maksudnya, satu ketika orang bakal menyadari Yesus sebagai Mesias yang diutus Allah.
MARKUS: Benar. Tapi Yesus sendiri sebenarnya memakai ungkapan Anak Manusia untuk menjelaskan ke-Mesias-annya. Ia mendekatkan kembali manusia dengan Allah, ia bukan Mesias politik. Karena itu juga, seperti dalam Injil-ku (Mrk 13:26), ia memakai gambaran Anak Manusia dengan memanfaatkan Dan 7:13.
Tafsir Daniel 7:13 – Kemanusiaan yang baru
Kedatangan kembali Yesus dalam kemuliaannya ditampilkan oleh Markus (juga oleh Matius dan Lukas) dengan memakai gambaran dari Dan 7:13, yakni tokoh Anak Manusia yang datang menghadap Allah untuk memperoleh anugerah kuasa atas seluruh alam semesta.
Dalam Kitab Daniel, kedatangan Anak Manusia ini terjadi segera sesudah Allah memunahkan kekuatan-kekuatan jahat yang mengungkung alam semesta. Zaman yang dikuasai kekuatan edan itu kini digantikan dengan zaman Anak Manusia.
Siapakah Anak Manusia dalam Daniel itu?
Tafsiran bisa bermacam-macam. Namun demikian, bila dicermati, Anak Manusia di situ dipakai melukiskan kemanusiaan baru yang hidup merdeka di hadapan Allah. Di situlah kebesarannya. Bila diterapkan kepada Yesus, kedatangan-Nya kembali mewujudkan kemanusiaan yang baru ini.
MARKUS: Setuju dengan catatan di atas. Kemanusiaan baru itulah wujud utuh Kerajaan Allah. Manusia tidak lagi buta, tidak lagi lumpuh, tidak lagi sakit, tidak kerasukan roh jahat, tapi yang merdeka di hadapan Allah, seperti Yesus sendiri di hadapan Allah, Bapa yang maharahim itu. Seperti dalam Kitab Daniel tadi, kehadiran manusia baru itu berkontras dengan zaman edan yang mendahuluinya.
TANYA: Kok dipakai ibarat pohon ara bersemi segala. Pusing.
MARKUS: Aku sendiri juga belum seratus persen ngerti. Tapi pohon ara yang bersemi itu kan tanda yang pasti mengenai musim panas sudah di ambang pintu. Nah, kepastian seperti inilah yang boleh kalian pegang bila kalian mengalami macam-macam kegelisahan di zaman edan.
Salam hangat,
A. Gianto