Inspirasi Hari Ini: Adegan Wisuda yang Menyentuh Hati

0
527 views

PAGI hari (8/11/2018) saat naik bus ke kampus Univeristas Gregoriana Roma, saya mendapat kiriman video wisuda yang inspiratif lewat WhatsApp dari Ibu Yena dari Jogja. Pada acara wisuda itu, ada adegan yang menyentuh dan membuat saya terharu. Video itu sampai saya putar beberapa kali.

Lalu saya mencari info lewat Google di mana terjadi peristiwa itu. Menurut berita di http://makassar.tribunnews.com/2018/11/09/viral-video-wisuda-ui-anak-tukang-becak-ternyata-faktanya-di-kampus-ini-berikut-klarifikasinya, dilaporkan bahwa ternyata kejadiannya di Universitas Cokroaminoto Palopo Sulawesi Selatan.

Universitas Cokroaminoto mengadakan Rapat Senat Terbuka dalam rangka wisuda mahasiswa program magister dan sarjana periode III tahun 2018 di Saodenrae Convention Center Palopo, Minggu (28/10/2018) lalu.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Sulawesi Prof. Dr. Jasruddin MSi menyanyikan lagu “Titip Rindu Buat Ayah, ciptaan Ebiet G. Ade.

Sambil menyanyi, ia berkeliling dan akhirnya menggandeng salah seorang ayah dari wisudawati. Nama wisudawati itu adalah Jusni. Dia mahasiswi FKIP Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Di hadapan 556 alumni, ayah Jusni tak kuasa menahan tangis dan terharu mendengar lagu itu: “Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini/ keriput tulang pipimu gambaran perjuangan/ bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari/ kini kurus dan terbungkuk hmmm…/ namun semangat tak pernah pudar/ meski langkahmu kadang gemetar/ kau tetap setia…Ayah, dalam hening sepi kurindu…//”.

Saat diminta maju ke depan, Jusni mencium tangan ayahnya dan memeluknya. Dan saking terharunya Jusni pingsan.

Menurut Dekan FKIP, Rusdiana Junaid, latar belakang keluarga Jusni memang orang tidak berkecukupan. Sehari-hari ayahnya bekerja sebagai buruh petani rumput laut.

Yang menarik bagi saya, pesan moral yang disampaikan lewat lagu itu.

Prof. Jasruddin mengatakan: “Ini adalah salah satu ayah yang telah mengorbankan segalanya untuk anaknya. Saya yakin dan percaya bahwa kita semua punya ayah dan ibu. Merekalah orang-orang yang iklas mengorbankan segalanya untuk kebahagiaan dan kesuksesan kita. Tidak ada alasan untuk tidak menghormati dan mengabdi kepada kedua orang tua kita”.

Selagi masih ada orang tua kita, mari kita berbakti, menghormati dan membahagiakan mereka. Jika mereka sudah dipanggil Tuhan, kita doakan mereka secara khusus untuk kedamaian abadi jiwanya.

NB : Matur nuwun Bu Yena atas kiriman video inspiratif ini.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here