Rabu 23 Agustus 2023.
- Hak. 9:6-15.
- Mzm. 21:2-3,4-5,6-7.
- Mat. 20:1-16a.
MANUSIA cenderung dalam melakukan apa pun, suka membuat hitung-hitungan.
Hitung-hitungan antar kita manusia, meski seharusnya tidak kita lakukan, masih dapat kita mengerti.
Namun, jangan membuat hitung-hitungan ketika berhadapan dengan Tuhan, yang selalu menyelenggarakan hidup kita setiap saat.
Ketika kita tidak diliputi kerendahan hati dan rasa bersyukur, menghitung kemurahan hati Tuhan justru membawa kita pada perasaan kecewa karena mungkin kita berpikir mengapa bukan kita yang mendapatkan kemurahan hati Tuhan.
Muncullah rasa iri hati dalam kehidupan ini.
Secara manusiawi, iri hati kadang mewarnai hidup kita sehari-hari. Orang yang iri hati biasanya menerima perlakuan yang tidak adil.
Biasanya, iri hati datang dari tindakan kita yang suka membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Padahal setiap kita sudah diberi berkat oleh Tuhan.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Ketika mereka menerima upah sedinar, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: ‘Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.”
Manusia memiliki sifat iri kepada Allah dan sesama.
Manusia iri karena Allah mencintai semua manusia dan ingin menyelamatkannya.
Ibarat seorang monster jahat, iri hati bisa menjadikan kita jadi semakin jauh dari Tuhan.
Selain iri kepada Allah, manusia juga iri kepada sesama.
Kita terkadang tidak suka dengan orang berdosa yang tiba-tiba bertobat dan menjadi lebih baik dari diri kita.
Iri hati adalah energi negatif. Selain itu, ada beberapa energi negatif lain yang perlu diwaspadai, seperti: marah, mengeluh, khawatir, bingung, galau, putus ada, dendam, dsb.
Sedangkan murah hati adalah energi positif. Selain murah hati, mari kita terus mengembangkan energi positif yang lain, seperti: bersyukur, peduli, kasih, jujur, lemah lembut, semangat, sabar, berani, suka cita, kreatif, dsb.
Energi positif itu akan semakin kuat hidup di dalam hati kita kerika kita menjadikan sebuah ketekunan sebagai sebuah senjata untuk memerangi sikap iri hati.
Cintailah Tuhan melalui pekerjaan kita, apapun yang kita lakukan. Sebab Tuhan sendiri mau kita bekerja untuk Tuhan, bukan sekedar untuk manusia
Bagaimana dengan diriku?
Apakah situasi batinku lebih diwarnai iri hati atau rasa bersyukur?