SETIDAKNYA dua sampai tiga kali Tony Stark (Robert Downey Jr) –Sang Manusia Besi—ini bergumam dengan mengatakan: “I myself created demon” atau kadang menyebut kalimat “Demon comes from within myself”.
Kesombongan atau barangkali lebih tepat sikap megalomania itulah “kejahatan” (demon) seorang Tony Stark. Itu pula yang menyebabkan Tony dengan gampangnya bisa melupakan ‘janji kilat’ dengan Aldrich Killian (Guy Pearce), saat tanpa sengaja mereka bertemu di sebuah hotel di Bern, Swiss, pada pesta malam Tahun Baru. Alih-alih mau menemui Aldrich di lantai paling atas di hotel mewah tersebut, Tony malah ingin mengencani Dr. Maya Hansen, meskipun sudah memiliki pacar bernama Pepper “Virginia” Potts (Gwyneth Paltrow).
Waktu itu –beberapa tahun silam– Tony lagi dibuat gandrung oleh temuan baru Dr. Maya Hansen berupa pohon elektrik sampai melupakan janji pertemuan itu. Karena itu, Tony juga tak menggubris ajakan bertemu Aldrich; kartu namanya pun dia buang.
Sebelumnya, di dalam lift sebelum akhirnya masuk kamar di hotel tersebut, Tony Stark pura-pura berjanji mau mengajak Aldrich Killian bisa bekerjasama mengembangkan projek prototype robot. Padahal dalam hatinya, kesombongan sudah menutup pintu hati Tonny, sekalipun Killian adalah ‘arsitek’ yang cakap karena dia lulusan Massachusssetts of Technology (MIT) – perguruan tinggi beken di AS.
Lupa dan barangkali juga cuek inilah yang akhirnya membawa Iron Man 3 muncul di layar lebar sebagai film action dengan kisah ‘balas dendam’ seorang Killian yang merasa dipecundangi Tony Stark. Killian marah dan menaruh dendam kesumat terhadap Tony, lantaran Manusia Besi ini gampang ingkar janji.
Memang hanya sesederhana itu plot cerita Iron Man 3 ini dimana dalam pusaran balas dendam itu lalu muncul tokoh-tokoh rekaan yang serba mengada-ada. Taruhlah itu Presiden AS yang disandera tokoh eksentrik yang awalnya mengaku Mandarin (Ben Kingsley). Padahal, Sang Mandarin –tokoh teroris—itu tak lain adalah Killian (Guy Pearce) yang telanjur sakit hati terhadap Tony Stark.
Untuk melumpuhkan Killian, Tony tak bisa bergerak sendirian. Ia mesti minta bantuan Kolonel James Rhodes (Don Cheadle) dan seorang bocah bernama Harley. Tanpa mereka, komputerisasi Jarvis yang telanjur rusak dan mati takkan bisa berfungsi lagi.
Yang menarik dari Iron Man 3 tentu saja bukan plot cerita yang –kata orang Semarang– memang nggambus alias enggak bagus-bagus amat. Melainkan lebih pada special sound and effects yang bagus. Inilah kelebihan Iron Man 3 hingga menjadi film laris dimana-mana.