Jadi Saksi Kebangkitan yang Menyelamatkan

0
260 views
Ilustrasi: (Ist)

Senin, 27 Desember 2021

1Yoh. 1:1-4; Mzm.97:1-2.5-6.11-12; Yoh.20:2-8

KETULUSAN merupakan modal yang paling utama dalam menjalin relasi yang sehat.

Kita bisa merasakan kedalaman hati seseorang pada saat mereka menerima kehadiran kita.

Kadang seorang sahabat mencari kepentingannya sendiri hingga orang lain merasa dimanipulasi.

Sahabat sejati itu memberi kepada sahabatnya ruang untuk mengekspresikan harapan dan kegembiraan sesuai dengan situasi hatinya.

“Saya tidak habis pikir dengan teman yang satu ini,” kata seorang ibu.

“Ia selalu muncul, jika ada maunya dan hilang bak ditelan bumi pada, saat kita memerlukan kehadirannya,” lanjutnya

“Ketika ibu saya meninggal, jangankan datang untuk melayat, menyapa lewat wa atau bertelepon pun tidak,” ujarnya.

“Padahal waktu dia sakit, ibu memberikan banyak perhatian kepadanya bahkan sampai memasakkan makanan untuknya,” katanya lagi.

“Memang sulit menemukan seorang sahabat yang sejati yang peduli dan penuh kasih,” katanya.

“Sahabat yang rela hadir dalam peristiwa penting hidup orang lain tanpa punya keinginan untuk dirinya sendiri,” katanya.

“Ketulusan hatinya terungkap dalam sikap dan tutur katanya yang selalu menjaga hati kami,” katanya lagi.

“Kehadirannya bahkan menjadi saksi pergulatan hidup yang tengah kami hadapi,” ujarnya

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.

“Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”

Tuhannya Maria Magdalena adalah tuhan yang tidak bangkit atau tuhan yang mati bahkan jenazahnya diambil orang.

Cinta Maria Magdalena kepada Yesus sangatlah dalam, maka kematian Tuhan sungguh membuatnya duka dan berpikir irasional.

Ternyata kasih yang dalam kepada Yesus, tanpa kebangkitan Yesus tidak cukup, atau kasih yang sia-sia.

Kasih tanpa kebangkitan adalah kasih yang menuntun orang kepada kecemasan, kegelisahan, dan kepanikan.

Sebaliknya, kasih yang disertai kebangkitan Kristus adalah kasih yang menghadirkan rasa tenang, dan aman.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah imanku menguatkan langkahku dalam hidup ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here