[media-credit name=”Google” align=”alignnone” width=”150″]
SEKALI lagi saya senyum-senyum lagi. Apa yang dikatakan teman saya itu nggak bikin saya GR, tapi memang ada bagian dalam diri yang membenarkan. Bukan karena karya saya yang sudah banyak dibicarakan orang, tetapi karena keberadaan diri pribadi yang bisa diterima bahkan dibutuhkan orang lain.“So, berbangga dengan apa yang kamu kerjakan sekarang dunks… Biar mungkin tidak seheboh orang lain atau disalip sama adik-adikmu, ingat saja bahwa kamu selalu berharga dengan kemampuan kita masing-masing.”
Ya. Sang pencipta pasti sudah mengerti porsi masing-masing ciptaanNya. Kalau ada yang terlihat lebih atau kurang pasti ada yang akan bisa saling melengkapi dan atau berguna satu sama lain.
Maka saya pun bangga dengan diri saya sendiri termasuk bangga dengan adik-adik damping saya yang tetap mau meraih cita-cita setinggi mungkin. Bukan semata bagi orang tuanya saja, tetapi juga bagi dirinya sendiri. (Selesai)
(jumat siang sumuk, 24 juni 2011)
Anjar Anastasia, penulis kreatif dan aktivis di Komisi Pemuda Keuskupan Bandung.