Jumat, 3 Mei 2024
1Kor. 15:1-8;
Mzm. 19:2-3,4-5;
Yoh 14:6-14
KEHIDUPAN seperti sebuah misteri. Kita tak pernah tahu bagaimana jalannya kehidupan. Apa yang akan datang dan pergi dalam hidup kita. Tak pernah tahu kapan dan dimana akan menemukan cinta, kebahagiaan, dan cita cita yang terealisasi.
Hidup ini adalah semua tentang pilihan dan tanggungjawab. Jalan mana yang hendak kita lalui, kemudian jalani. Atau pun kemudian gagal dan harus bangkit dari kegagalan.
Setiap manusia diberikan jalan dan sebagian di antaranya memilih jalan yang lebih sulit. Perjalanan hidup tidak ada yang mudah, namun pada akhirnya memberikan kita refleksi diri sehingga bisa bertransformasi menjadi lebih baik.
Sebuah ungkapan mengatakan, “Banyak jalan menuju ke Roma,” kata seorang bapak.
“Ungkapan ini mengingatkan bahwa ada banyak cara untuk mencapai suatu tujuan. Cara yang dimaksud adalah cara yang benar, baik, dan halal bukan menghalalkan segala cara.
Cara curang dan tidak benar untuk mencapai suatu tujuan harus dihindarkan bukan dihalalkan sebagaimana banyak terjadi di negeri ini.
Sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini banyak jalan yang secara etika tidak dibenarkan dianggap jalan yang benar padahal nyata-nyata salah.
Banyak orang yang tunduk di jalan yang salah hingga mematikan suara hatinya. Kemunafikan disembunyikan dibalik kata-kata indah yang penuh kepalsuan,” tegasnya.
Dalam Injil hari ini kita dengar demikian, Yesus berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.”
Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencari Tuhan tidak lain dan tidak bukan harus meluruskan jalan hidup. Jalan yang benar akan menghantar kita pada kebenaran. Segala yang benar dan baik akan memberikan inspirasi dan semangat dalam kehidupan.
Kristus telah mengalahkan kematian menuju kehidupan. Semua itu dilakukan untuk kita karena kasih-Nya yang besar. Beriman pada Yesus artinya kita mesti meninggalkan cara-cara mengandalkan pikiran pribadi kita dsn sepenuhnya mengikuti jalan pikiran Tuhan.
Bagaimana dengan diriku?
Apalah aku sepenuh hati mempercayai Tuhan dalam hidupku?