Kamis 16 November 2023.
- Keb. 7:22-8:1;
- Mzm. 119:89,90,130,135,175;
- Luk. 17:20-25.
SEMUA orang ingin bahagia. Semua orang ingin sehat dan panjang umur. Semua orang juga pasti ingin hidup damai dan tenteram. Itu semua keinginan yang wajar.
Sayangnya, kenyataan tidak selalu sesuai dengan harapan. Penderitaan ada di mana-mana. Bencana, perang, penyakit, kejahatan, dan ketidakadilan makin meningkat
Hidup bahagia dan damai adalah dambaan semua orang. Dan inilah cita–cita kita bersama. Perwujudnyataan tujuan hidup ini hanya dapat dialami bila setiap orang memiliki kehendak dan ketulusan untuk berbuat baik dan saling memberikan rasa cinta. Di mana ada cinta kasih di sana Tuhan ada.
“Pilihannya memang tidak biasa dan tidak mudah dipahami,” kata seorang ibu “Dia memilih untuk hidup sendiri supaya bisa membantu Ibu dan saya adiknya,” lanjutnya.
“Dia memutuskan meninggalkan bangku kuliah untuk merawat ibu yang sakit serta memintaku melanjutkan kuliah,” ujarnya. “Salah satu dari kita harus melanjutkan sekolah, dan itu kamu, biar aku yang merawat ibu,” kata kakakku waktu itu.
“Saya sebenarnya menolak usulan ini, karena bagiku itu tidak adil, kakakku terlalu banyak berkorban untukku,” pikirku. “Kalau kamu saya ibu, kamu harus kuliah dengan benar, biar urusan ibu dan biaya kuliahmu aku usahakan,” kata kakakku tegas.
“Sejak itu, kakak merawat ibu dan bekerja untuk menghidupi ibu dan biaya hidupku serta kuliahku,” katanya. “Kakak memilih jalan salib yang penuh pengorbanan, kakak berjalan dengan kasih dan cinta yang tulus ,” sambungnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: ‘Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan’: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”
Yesus menegaskan bahwa kebahagiaan dan damai sejahtera sesungguhnya sudah ada di sekeliling kita dan di dalam diri kita. Oleh karena itu, setiap kita diundang untuk menemukan dan menghidupkannya serta menyatakannya dalam hidup bersama yang dipenuhi cinta dan sayang.
Pernyataan Yesus ini mendorong kita untuk menyadari kehadiran Kerajaan Allah dalam hidup kita sehari-hari. Suatu Kerajaan yang bukan territorial, tetapi suatu situasi yang merujuk pada karya Allah di tengah-tengah umat-Nya.
Kerajaan Allah itu hadir ketika kita berani berkorban bagi keselamatan dan kebahagiaan sesama. Kerajaan Allah hadir pada saat kita merasakan kasih, damai, sukacita, kegembiraan, pengampunan, pembebasan, saat kita tersenyum, melakukan segala sesuatu dengan tulus hati, memberi dukungan dan perhatian kepada sesama, pada saat itulah Kerajaan Allah hadir secara nyata dalam hidup kita.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku telah berusaha menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup bersamaku?