Jalan Terjal Ikut Tuhan

0
50 views
Ilustrasi: Ketika Tuhan Memanggilmu, Ikutilah Dia Meski Jalan yang Ditempuh Keras dan Terjal (Sr Ludovika OSA)

Puncta 20 April 2024
Sabtu Paskah III
Yohanes 6: 60-69

SEORANG baptisan baru yang belum ada setahun datang berkonsultasi di kamar tamu pastoran dengan menangis tersedu-sedu. Dia mempertanyakan kenapa setelah dibaptis menjadi katolik, hidupnya justru menderita.

Suaminya selingkuh dengan mantan pacarnya dulu di SMA. Mereka ketemu saat ada reuni sekolah. Usahanya kolaps, karena ditipu oleh teman bisnisnya yang sudah dianggap sebagai saudara sendiri. Anaknya stres, karena dirundung oleh teman-temannya.

Dia meratapi nasibnya yang tersandung terseok-seok oleh penderitaan. Dia bertanya apa salahnya, apa dosanya.

Mengapa orang yang hidupnya amburadul malah sukses dan berhasil? Tetapi dia malah apes tertimpa sial yang bertubi-tubi. Lagunya D’Lloyd sangat mewakili nasibnya:

Haruskah hidupku terus begini. Dengan derita yang tiada akhir
Kemanakah jalan yang harus kutempuh agar kubahagia.
Oh Tuhan berikan petunjuk-Mu untuk kujadikan pegangan hidupku
Katakan salahku dan apa dosaku sampai ku begini
Aku tak sanggup lagi menerima derita ini
Aku tak sanggup lagi menerima semuanya

Kita sering membayangkan dan berharap, hidup orang beriman lurus, lancar, tiada hambatan dan kesulitan. Semua berjalan baik-baik saja. mungkin juga berharap supaya rezeki lancar, usaha mulus dan segala keinginan tercapai.

Kalau terjadi yang sebaliknya lalu berbalik menyalahkan Tuhan. Meninggalkan agama karena tidak memberi manfaat yang menguntungkan dirinya.

Apa yang dirasakan ibu itu, nampaknya juga dirasakan oleh orang-orang yang mengikuti Yesus dan mendengarkan perkataan-Nya.

Yesus berbicara tentang Roti Hidup yang turun dari sorga. Orang harus makan daging-Nya dan minum Darah-Nya.

Reaksi mereka, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Mereka mundur dan tidak mampu mengikuti pikiran Yesus.

Untuk mengikuti Yesus, memang tidak bisa mengandalkan pikiran dan kemauan sendiri. Yesus berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”

Hanya orang yang sungguh mengerti kehendak Bapa, dialah yang bisa bertahan. Yesus menantang kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”

Petrus yang telah hidup bersama Yesus mulai menyadari siapakah Yesus yang diikuti. Petrus mulai mengenal Yesus dan dia setia mengikuti-Nya kendati harus ikut memanggul salib. Petrus dan murid-murid lain pun juga harus menderita dan mati sebagaimana Gurunya.

Sebagaimana pendosa yang bertobat percaya kepada Yesus dan menerima derita salibnya, maka Yesus menjamin kebahagiaan kekal. “Hari ini juga engkau akan bersama-sama Aku di Firdaus.”

Santo Paulus berkata, penderitaan dunia saat ini tidak sebanding dengan kebahagiaan yang akan diberikan Kristus di sorga. Marilah kita tetap setia mengikuti Kristus yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup.

Naik kuda mengelilingi Tlaga Sarangan,
Minum kelapa muda di bawah pepohonan.
Salib adalah jalan menuju kebangkitan,
Yesuslah satu-satunya Jalan Kebenaran.

Cawas, setia mengikuti Sang Jalan Hidup
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here