Jalma Mara Jalma Mati, Sato Mara Sato Mati

0
376 views
Ilustrasi --hutan di mana orang bisa hilang. (Ist)

Puncta 24.08.23
PW. St. Bartolomeus, Rasul
Yohanes 1: 45-51

HUTAN Wanamarta adalah hutan yang sangat berbahaya. Siapa berani masuk pasti akan menemui bahaya atau ajal.

Maka dikatakan “jalma mara jalma mati, sato mara sato mati” artinya manusia (jalma) datang (mara) dia akan pulang tinggal nama. Binatang (sato) datang pasti akan mati. Tempat yang dikonotasikan berbahaya, menakutkan, dan punya citra buruk.

Dalam film Robinhood, Hutan Sherwood juga ditakuti oleh banyak orang. Tidak ada orang yang berani melewati hutan itu. Karena di hutan itu tinggal para perampok, begal, pencuri dan penjahat lainnya.

Robinhood, pencuri yang dermawan itu tinggal di hutan dekat Nothinghamshire.

Hampir di setiap kota ada wilayah atau kampung yang dinilai menakutkan. Banyak kriminalitas terjadi di situ, sehingga orang menghindari masuk wilayah yang dianggap tidak aman.

Ada citra buruk yang melekat misalnya, “kampung copet, kampung preman, kampung begal.”

Area itu sering disebut daerah hitam.

Dalam Injil, Nazaret nampaknya juga dinilai sebagai kota yang citranya kurang baik. Setidaknya Natanael pernah berkata, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?”

Natanael tidak langsung percaya ketika diberitahu oleh Filipus bahwa telah melihat Mesias. Ada nada miring mendengar kata Nazaret.

“Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret,” kata Filipus.

Kejujuran Natanael itu dipuji oleh Yesus.

“Inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya,” kata Yesus saat bertemu Natanael.

Ia dinilai sebagai pribadi yang jujur, berkata apa adanya. Yesus menyukai sifat dan keterbukaannya.

Perjumpaan pribadi dengan Yesus mengubah Natanael yang tadinya meragukan menjadi yakin.

Natanael mengakui Yesus sebagai Utusan Allah. “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!”

Janganlah kita “negative thinking” lebih dahulu kepada orang lain atau menilai jelek pada orang lain sebelum kita mengenal lebih dalam.

Kita kadang terjebak pada stereotype jelek karena omongan orang lain. Kita harus membuktikan sendiri. Jangan percaya pada cerita orang; “katanya….”

Belajar dari Natanael atau Bartolomeus, kita diajak mengenal Yesus lebih mendalam. Akan lebih baik jika kita punya pengalaman relasi pribadi dengan Tuhan, bukan karena kata orang. Dengan begitu kita bisa merumuskan iman kita secara asli dan mendalam.

Ada copet pasar ditangkap hansip,
Mencuri dompet kosong milik wanita.
Jangan mudah percaya pada gosip,
Sebelum membuktikan kebenarannya.

Cawas, kejujuran lebih mulia….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here