APAKAH Anda mengenal Pater Dehon? Berikut adalah sedikit cuplikan ulang tentang Pater Dehon, pendiri Konggregasi SCJ.
Pater Dehon yang bernama lengkap Leo Yohanes Dehon dilahirkan pada tanggal 14 Maret 1843 di La Capelle, Perancis Utara. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Julio Alexandre Dehon dan Adele Belzamine. Keluarga Pater Dehon merupakan keluarga modern dalam artian keluarga ini sudah memiliki pandangan tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Pendidikan iman Pater Dehon didapat dari ibunya. Sedari masih kecil, ia diajari cara berdoa, kerendahan hati, berdevosi kepada Hati Yesus dan lain sebagainya. Lalu di usia remajanya, ia terpanggil untuk menjadi seorang imam. Tetapi panggilan dirasa sulit karena dorongan itu ditolak oleh ayahnya yang menginginkan Leo Dehon untuk aktif di masyarakat dan pemerintahan. Akhirnya setelah sekian lama, kedua orang tuanya menyetujui keinginan puteranya untuk menjadi imam.
Sebagai imam muda, ia bersemangat dalam berkarya yang sungguh luar biasa di bidang sosial dan pendidikan. Spiritualitas dehonian telah tersebar di seluruh dunia sampai saat ini.
Arti kelahiran Dehon

Tak terasa, kehadiran P. Dehon sudah berumur 174 tahun. Sebagai ungkapan rasa syukur untuk kelahirannya, Komunitas SCJ di Kota Jambi merayakan secara sederhana bertempat di Rumah Pembinaan Pondok Kristopel pada hari Selasa (14/03). Dalam acara ini, turut diundang murid-murid School of Loresa (SOL) dan keluarga Pemerhati Panggilan.
Pada pukul 17:45 WIB, Romo Christoforus Wahyu Tri Haryadi, memberikan pemaparan singkat mengenai Pater Dehon. Romo Wahyu menggarisbawahi surat dari Pater Jenderal SCJ tentang undangan untuk mengajar dan mendampingi orang yang membutuhkan. Romo Wahyu menekankan dua aspek penting dari pendidikan yakni: sikap keluar dari diri sendiri untuk dibimbing oleh sesama dan sikap mengenali dorongan batin.
Dua sikap ini sungguh ditampilkan dalam kisah hidup pater Dehon.
Setelah itu dilanjutkan dengan berbagi pengalaman yang diawali oleh Pak LY Tukijan yang mengisahkan kemiripan kisah masa kecil Romo Aan SCJ (kini bertugas di Tulang Bawang, Lampung). Ia mengisahkan bahwa Romo Aan pun ketika kecil pernah membuat semacam altar atau meja doa sebagaimana Pater Dehon buat. Romo Wahyu pun berbagi pengalaman mengenai perjalanan hidup imamatnya.
Pada pukul 18:30 kegiatan dilanjutkan dengan Adorasi di Kapel Pondok Kristopel yang dipimpin oleh Romo Thomas Basiran SCJ. Suasana khusuk dirasakan saat adorasi. Romo Basiran mengajak umat yang hadir untuk belajar kepada Yesus yang memiliki kerendahan hati. Romo Bas, demikian panggilan akrabnya, menggambarkan kerendahan hati sebagai tempat terendah untuk menampung air agar jernih dan berdaya guna.
Mensyukuri bersama
Setelah selesai adorasi, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan malam bersama. Dalam kesempatan makan malam para bapak dan ibu dari Pemerhati Panggilan saling mengobrol. Begitu pula dengan orang muda yang hadir, mereka menggunakan kesempatan berkumpul ini untuk berbagi cerita.
“Kegiatan ini luar biasa,” begitulah kata Nico, salah seorang muda yang hadir. Sama seperti Andre, Iyan, dan teman-teman yang lain berpendapat hal yang sama.
Bagi mereka kelahiran, Pater Dehon sungguh mempersatukan mereka. Mereka mengakui bahwa jika semangat Pater Dehon didalami, hal itu dapat berpengaruh ke kehidupan diri masing-masing dan orang di sekitarnya dan khususnya komunitas orang muda Katolik dalam berkarya.