Jamboree Keluarga Katolik Indonesia USA-Canada di New York

0
825 views
Jamboree Keluarga Indonesia Katolik di New York. (Trisna Wijaja)

JAMBOREE  KKI (Keluarga Katolik Indonesia) USA-Canada IX sudah berakhir. Setiap dua tahun sekali,  umat katolik  Indonesia di Amerika Serikat dan Canada mengadakan jamboree. Perhelatan  kali mengambil tempat di Eddy Farm, Sparrow Bush. Jaraknya kurang lebih 92 miles atau hampir setara dengan 150 kms dari kota New York.

Jamboree KKI USA-CANADA IX mengusung tema “That They All May be One” (Sint Unum dalam bahasa Latin) atau “Semoga Mereka Semua Bersatu”. Tema ini dengan sengaja diangkat untuk mengundang semua orang Indonesia katolik baik di Amerika Serikat maupun Canada untuk bersama-sama merenungkan identitasnya dit engah aneka kesibukan di negara maju dan hidup di tengah berbagai etnik.

Itulah salah satu tujuan dari Jamboree sebagaimana ditegaskan oleh Nofi Siregar dalam sambutannya selaku tuan rumah.

Antusiasme umat katoolik diaspora sangat tinggi untuk menghadiri jamboree ke-9 ini. Dari 17 negara bagian dan Canada  tercatat ada 420 peserta. Sedangkan dari kaum klerus, dari 19 imam yang diundang ada 17 imam hadir.

Hadir pula seorang bruder dan empat orang suster.

Merasa diri tetap sebagai orang Indonesia walau sudah puluhan tahun hidup di Canada dan USA (Trisna Wijaya)

Dilihat dari kongregasi atau ordonya sangat variatif: SVD, MSC, SJ, OSC, CM, MSF, dan non-kongregasi, yaitu dua imam praja. Acara ini sangat menarik perhatian pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC, sehingga KBRI sampai secara resmi mengutus staf Konsulat Jenderal Republik Indonesia di New York untuk menghadirinya.

Pastor Robert Mirsel SVD, selaku Ketua Dewan Penasihat Jamboree IX, dalam homilinya pada Misa Pembuka mengulas tema utama jamboree di Pantai Timur ini. Ia  menekankan empat huruf  F (the four ‘Fs’), yaitu: Fun (kesenangan), Friendship (Persahabatan), Family (merasa sebagai keluarga), dan Faith (iman yang harus bertumbuh).

Sesi akademik

Selain diisi dengan aktivitas rohani seperti ekaristi, pujian, dan adorasi ekaristi, juga diadakan acara akademis yang aktual, khususnya bagi orang-orang Indonesia katholik diaspora. Untuk merespon kecemasan  para warga Indonesia di negara-negara asing, maka panitia menampilkan lima narasumber yang mengulas masalah imigrasi dari pelbagai sudut pandang.

Ada yang menampilkan sharing pengalaman manusiawi dengan tekanan pada bagaimana seluk-beluk mengais rezeki di negeri orang agar dapat bertahan hidup. Ada pula yang menjelaskan dari sisi legalitasnya pada sistem pemerintahan Amerika Serikat dan Canada berhadapan dengan masalah imigrasi.

Pada malam penutupan jamboree diadakan pentas seni dan lomba. Dalam pentas seni dan lomba ini ditampilkan aneka seni dari Sabang sampai Merauke. Idea inspiratif ini datang dari panitia. Dengan media email, HP, dan lainnya diinformasikan kepada para peserta yang langsung di-grouping dengan nama pulau. Di sela-sela kesibukan mengikuti acara demi acara, para peserta tergabung dalam group-group itu berlatih untuk menari dan menyanyi sesuai dengan nama pulaunya.

Juara pertama diraih oleh Grup Kalimantan yang menampilkan tarian Dayak dan lagu Ampar-ampar Pisang. Sedangkan, Jawa Timur yang menampilkan tarian Surabaya dalam lagu Rèk Ayo Rèk harus puas pada urutan kedua.

Para pastor yang ditempatkan pada Grup Bali  dan mengusung tari Kecak cukup puas menjadi kelompok penggembira.

Pada misa penutup diumumkan secara resmi bahwa Jamboree USA-Canada ke-X akan dilaksanakan pada musim panas 2019 di Los Angeles.

Tautan dokumentasi foto-foto jamboree bisa diakses di bawah ini:

Photo credit: Trisna Wijaya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here