Sabtu, 30 Juli 2016
Pekan Biasa XVII
PF S. Petrus Krisologus, Uskup dan Pujangga Gereja
Yer 26:11-16.24; Mzm 69:15-16. 30-31.33-34; Mat 14:1-12
… Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis, kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus….
MUNGKIN kita sering seperti Herodes. Ia berakhir sebagai seorang pembunuh daripada orang baik. Ia menggunakan kekuasaannya untuk merusak menghancurkan daripada melindungi. Ia nenolak Yohanes Pembaptis bahkan membunuhnya secara bengis.
Yohanes Pembapris diutus untuk mempersiapkan jalan bagi Kristus namun Herodes menangkapnya, menahan dan memenjarakannya bahkan memenggal kepalanya. Yohanes Pembaptis adalah saksi kekudusan dari Allah namun Herodes tidak mau mendengarkan suaranya. Kita menyadari bahwa kadang bahkan sering suara Allah dalam nurani kita dapat mengusik diri kita seperti seruan Yohanes terhadap Herodes. Jangan jadi seperti Herodes!
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus dan mohon pada-Nya memberi kita nurani yang jernih hingga kita mau bertobat. Itulah kesempatan untuk bersyukur pada-Nya sebab Ia mengingatkan kita tentang hal-hal yang kita perlukan untuk mengubah hidup kita. Berapa sering kita menyadari bahwa Ia mengingatkan kita atas panggilan pada kekudusan? Apakah kita menyadari betapa besar kerahiman yang telah ditunjukkan-Nya kepada kita?
Tuhan Yesus Kristus terima kasih sebab menyinari nurani kami dengan Injil-Mu. Kami akan berusaha untuk mengalami pertobatan mendalam. Bantulah kami untuk berani berubah dan hidup sebagai umat Kristiani sejati kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)