ORANG Farisi merasa diri paling benar sehingga mereka tidak pernah mau menerima pendapat orang lain. Mereka memiliki hati dan pikiran yang tertutup dan cenderung untuk menyalahkan orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka. Tindakan Yesus yang menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya di hari Sabat, sangat mereka kecam karena dianggap sebagai penodaan terhadap hukum Sabat.
Sebagai murid Kristus, hendaknya kita memiliki hati yang terbuka dan siap dibentuk. Jangan meniru orang Farisi yang keras hati dan mau menang sendiri; karena hanya akan menjadikan kita kurang peka dan kurang peduli terhadap kebenaran.
Belajarlah untuk bersikap rendah hati, bersedia menghargai pendapat orang lain dan menerima teguran dengan lapang dada. Karena Tuhan dapat menggunakan orang-orang di sekitar kita sebagai sarana untuk menyampaikan kehendak dan kebenaranNya kepada kita, agar kita bertumbuh menjadi pribadi yang baik dan berkenan di hadapanNya.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)