Bacaan 1: 1Raj 19:16b. 19-21
Bacaan 2: Gal 5:1. 13-18
Injil: Luk 9:51-62
SETIAP orang pasti memiliki masa lalu yang kadang tidak perlu diingat-ingat lagi. Namun sebaliknya, dalam dunia bisnis masa lalu bisa memberi pelajaran penting.
Saat mengalami kegagalan dalam bisnis, maka introspeksi terhadap apa yang telah dilakukan di masa sebelumnya sungguh penting.
Dari situ, akan dilakukan sebuah perubahan untuk memperbaiki kesalahan masa lalu.
Dalam Alkitab, Tuhan berkata lain.
Banyak ayat yang memerintahkan umat kristiani untuk tidak lagi menoleh ke belakang, mengingat-ingat masa lalu.
Mulai dari zaman Sodom dan Gomorah, Kitab Para Nabi hingga Perjanjian Baru kita diingatkan untuk terus melangkah maju menatap masa depan penuh harapan bersama Kristus.
“Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk kerajaan Allah.”
Hal ini mengindikasikan bahwa tugas pengutusan dalam mewartakan Kerajaan Allah sungguh amat penting dan mendesak.
Nabi Elia memang memberi izin Elisa untuk berpamitan kepada keluarganya, namun penggilan dari Kerajaan Allah lebih mendesak daripada ini.
Perjalanan Yesus ke Yerusalem adalah langkah penting menuju permuliaan Diri-Nya sesuai rencana Allah Bapa.
Sebuah perjalanan yang nantinya penuh dengan penderitaan dan menjadi resiko yang juga harus ditanggung para pengikut-Nya.
Sebagai murid Kristus harus siap direndahkan, menyangkal diri dan menderita bersama Kristus.
Sikap permusuhan seperti yang ditunjukkan orang Samaria tidak perlu ditanggapi (dibalas), seperti nasihat Rasul Paulus kepada jemaat Galatia.
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Hal mana merupakan perintah langsung Tuhan Yesus sendiri.
Setelah dibaptis menjadi Katolik, maka kita telah mendapatkan pencurahan Roh Kudus sehingga diharapkan hidup dengan cara yang diinginkan oleh Roh yaitu menyangkal kedagingan.
Hidup dipimpin oleh Roh Kudus, melupakan masa lalu saat hidup dalam dosa.
Pesan hari ini
Jangan menoleh ke belakang mengingat-ingat lagi dosa yang merah seperti kirmizi, karena Tuhan sudah mengampunimu.
Kita diutus mewartakan Kerajaan Allah dan menyongsong masa depan yang penuh harapan sesuai janji Tuhan.
“Tanpa sasaran dan rencana meraihnya, kamu seperti kapal yang berlayar tanpa tujuan.”