Bacaan 1: Kol 1: 1–8.
Injil: Luk 4: 38–44.
BAHAGIA itu katanya sederhana. Misalnya tersenyum, berpikiran positif dan membantu orang.
Namun, banyak orang berpikiran negatif, selalu berprasangka buruk dan selalu merasa ada yang kurang.
Hal ini bisa mempengaruhi kebahagiaan seseorang.
Di lain pihak ada juga orang yang sering merasa “super”. Apa yang dimiliki adalah hasil usaha sendiri dan jatuh dalam kesombongan lalu melupakan Tuhan.
Orang demikian cenderung lupa bersyukur.
Padahal, apa pun yang kita nikmati dan miliki semua datang dari Tuhan. Dia yang telah mengatur, semua yang kita miliki.
Hari ini kita membaca bagaimana ibu mertua Simon Petrus memberi teladan untuk selalu bersyukur. Ia disembuhkan Yesus dari sakit demam keras, lalu bersyukur dengan cara melayani-Nya dan para murid.
Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka.
Itulah bentuk syukur dan rasa bahagia ibu mertua Simon Petrus.
Dalam bacaan ini, kita juga mendengar setan yang mengakui keilahian Yesus, “Engkau adalah Anak Allah.”
Meski banyak orang ingin bersyukur kepada Yesus dengan menahan-Nya tidak pergi, Yesus tetap fokus pada tujuan pengutusan-Nya ke dunia.
“Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.”
Dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, Rasul Paulus juga memberi teladan untuk selalu bersyukur kepada Tuhan Allah Bapa.
“Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu.”
Meski sedang dipenjara, Rasul Paulus tetap berdoa bagi pertumbuhan iman jemaat Kolose yang telah dibangun oleh Epafras.
Berdoa adalah salah satu bentuk ungkapan syukur dan kekuatan bagi umat Kristiani.
Pesan hari ini
Apapun yang kita terima di dunia harus disyukuri, sebab Tuhan telah mengatur segala sesuatunya untuk kita jalani. Apa yang kita raih bukanlah karena kita kuat namun atas anugerahnya.
Berdoa bagi orang lain adalah salah satu ungkapan syukur bagi umat Kristiani.
“Pelajaran terbesar untuk kebahagiaan abadi adalah melayani orang lain. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”
