Jangan Menghalangi Rencana Keselamatan Allah

0
70 views
Teruslah berlari
  • Bacaan 1: Kej. 9:1-13
  • Injil: Mrk. 8:27-33

Rencana-Mu bukan rencanaku (Yes 55:8), manusia boleh merancang hidupnya, melukis indahnya masa depan. Namun jangan lupa, bahwa Allah yang akan menentukan apakah rancangan itu baik untuk kehidupanmu.

Terkadang, ekspektasi dalam menjalani kehidupan tidak sejalan dengan yang diharapkan dan akhirnya membuat kecewa.

Rencana Tuhan jelas paling baik dan mulia.

Ketika Petrus menegur Tuhan Yesus karena menubuatkan penderitaan dan wafat-Nya, Dia membalikkan teguran tersebut.

“Enyahlah, Iblis! Karena engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Pemikiran Petrus mewakili pemikiran orang-orang Yahudi pada umumnya. Bahwa mereka mengharapkan Yesus adalah Mesias yang juga seorang pemimpin politik yang akan membebaskan Israel dari penjajahan Romawi.

Petrus dirasuki pikiran Iblis, tidak sadar sedang mencoba menghalangi rencana keselamatan Allah. Saat ia mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias, ternyata pengakuannya masih terbatas pada pikiran manusia.

“Engkau adalah Mesias.”

Merupakan pengakuan penting dari Petrus mengenai identitas Yesus sebagai Sang Juru Selamat yang dijanjikan dalam Kitab Suci.

Sebagai ungkapan kasih-Nya kepada semua makhluk ciptaan-Nya, Allah merestorasi alam semesta lewat banjir air bah yang membinasakan seluruh makhluk hidup di bumi kecuali mereka yang ada dalam bahtera Nuh. Inilah mengapa, kisah Nuh dikatakan sebagai “Kisah Penciptaan yang Kedua”.

Setelah peristiwa air bah itu, kepada Nuh diberikan janji keselamatan-Nya:

  • Dia tidak akan membinasakan bumi dengan air bah lagi
  • Perintah untuk berkembang biak memenuhi bumi
  • Hak atas hewan dan tumbuhan untuk kebutuhan manusia

Sebagai syaratnya, manusia harus bisa menghormati hak hidup sesama dan makhluk lainnya. Perjanjian ini sebagai tanda kasih-Nya dan disimbolkan oleh hadirnya Pelangi.

Pesan hari ini

Yesus adalah Mesias seperti yang dijanjikan dalam Kitab Suci. Dia hadir sebagai Juru Selamat manusia yang harus melewati kisah sengsara, wafat dan bangkit pada hari ketiga untuk keselamatan seluruh umat manusia.

Kita dipanggil untuk menerima kehendak Allah meski kasih-Nya kadang tidak sesuai dengan pemikiran (rencana) manusia.

“Ketika hal buruk terjadi, percayalah Tuhan punya rencana yang indah di balik semuanya itu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here