“Tetapi Yesus berkata, ‘Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.’” (Luk 9, 62)
DALAM perjalanan ke Yogya, beberapa teman berdiskusi, “Mengapa bagian depan mobil terpasang kaca yang besar dan masih ditambah dengan kaca dengan ukuran kecil yang tergantung di depan sopir?”
Seorang teman menjelaskan bahwa kaca bagian depan berukuran lebar, agar sopir bisa melihat jalanan dan hal-hal yang berada di depan dengan baik, sehingga sopir bisa mengemudikan kendaraan dengan baik dan selamat. Kaca kecil merupakan alat bantu bagi sopir untuk sekali-kali melihat hal-hal yang ada di belakang.
Kaca besar di bagian depan juga mengingatkan para sopir agar mereka lebih mengutamakan situasi jalanan yang ada di bagian depan; perhatian harus diprioritaskan untuk hal-hal yang berada dimuka demi keselamatan banyak orang yang berada dalam perjalanan. Para sopir tidak boleh berlama-lama memperhatikan hal-hal yang terjadi di belakang atau hal-hal yang sudah dilalui, karena bisa menimbulkan kecelakaan dan membahayakan keselamatan banyak orang.
Pesan bagi para sopir kiranya juga relevan dan aktual bagi semua orang yang masih berada dalam peziarahan hidup menuju Kerajaan Allah. Semua orang pernah mempunyai masa lalu, yakni hal-hal pernah terjadi atau banyak peristiwa yang pernah dialami. Setiap orang pernah meninggalkan jejak-jejak perjalanan hidup; meninggalkan goresan atau luka yang menyedihkan atau saat-saat indah kehidupan; menyimpan sekian banyak catatan tentang tonggak-tonggak penting kehidupan.
Masa lalu tidak akan hilang dan lenyap. Masa lalu tidak bisa disangkal atau ditolak; tidak bisa dibuang atau dikuburkan. Masa lalu harus diterima apa adanya dan diolah menjadi kekayaan hidup, agar tidak membawa orang pada nostalgia atau romantisme semu dengan berandai-andai; agar tidak membuka luka, derita atau kecewa, sehingga orang larut didalamnya tanpa mampu membebaskan diri.
Penerimaan dan pengolahan masa lalu dengan baik bisa membuat seseorang lebih fokus akan masa depan, akan hal-hal yang harus ditempuh atau diperjuangkan, akan hal-hal yang harus dihadapi dan diselesaikan, tanpa gangguan masa lalunya. Jangan menoleh ke belakang! Bisa bahaya dan celaka!
Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)