Sabtu, 16 Maret 2024
- Yer. 11:18-20.
- Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12.
- Yoh. 7:40-53.
TIDAK sedikit orang suka menebarkan gosip dan berita bohong hanya untuk sekedar sesansi tanpa peduli kebenaran berita yang disampaikan. Tanpa memedulikan perasaan orang yang diguncingkan.
Kebiasaan bergosip dan menyebarkan berita bohong menjadi tantangan tersendiri dalam membangun paguyuban hidup bersama saat ini. Banyak orang menyalahgunakan media sosial untuk menyebarkan berita bohong, fitnah, dan ancaman, mendeskriditkan seseorang.
“Saya pernah menjadi kurban, berita bohong itu,” kata seorang ibu.
“Tanpa pernah membicarakan dengan saya, ada orang yang memfosting keluhan atau curhatan saya padanya terhadap pimpinan RW. Dalam tempo sekejap banyak orang berkomentar dan memberikan penilaian. Bahkan ada yang menghakimi dengan kata-kata dan penilaian negatif di media sosial itu.
Dari semua yang komentar tidak ada satupun yang mengecek kebenaran terlebih dahulu. Mereka menjadi ‘hakim’ yang menjatuhkan sanksi sosial kepada ketua RW dan kepada saya.
Saat itulah saya menyadari bahwa penilaian sosial sungguh membawa kesusahan secara moral karenan menjatuhkan nama baik seseorang,” paparnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: “Apakah Hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?
Mereka mengatakan kepada Nikodemus yang membela Yesus: “Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.”
Nikodimus berusaha mengajak orang untuk bertindak dengan bijak, tidak terbawa nafsu amarah dan benci serta dendam dalam menilai sesuatu. Karena sering kali penilaian kita terhadap orang lain itu tidak adil karena didasari rasa iri, bukan atas dasar kebenaran.
Banyak yang dengan sepenuh hati menjalani hidup ini dengan baik namun karena kesalahan sedikit saja telah dijadikan besar hingga orang mengalami kesulitan, namun jika kita sedang cocok dan senang meski ada borok tidak dianggap sebagai kesalahan.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita supaya jangan cepat menghakimi sesama. Kita diajak untuk menggunakan ukuran yang kita pakai untuk mengukur diri sendiri.
Kita dipanggil untuk melakukan pertobatan. Pertobatan dalam hal apa? Pertobatan dalam bersikap tidak mudah menghakimi. Kita juga diingatkan untuk melihat dan mengenal Yesus di dalam diri sesama.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku lebih mudah menghakimi sesama?