Jumat, 26 Maret 2021
Bacaan I : Yeremia 20:10-13
Injil : Yohanes 10:31-42
“HATI siapa yang akan tahan, jika kita selalu dituduh dan difitnahkan segala sesuatu yang tidak pernah kita lakukan,” kata seorang bapak dalam sebuah syering waktu pendalaman Kitab Suci.
“Saya bertahun-tahun mengabdikan diri untuk Gereja, tapi baru kali ini saya dituduh tidak jujur dalam bidang keuangan,” katanya.
“Padahal saya bersama pengurus berusaha memikirkan bagaimana bisa membiayai kebutuhan pastoran dan gereja dalam situasi pandemi ini. Tanpa harus selalu mengambil tabungan di bank,” katanya
“Namun berembus gosip jika saya dan beberapa pengurus gereja menyalahgunakan uang gereja dan menggunakan untuk kepentingan pribadi,” katanya.
“Bahkan ada surat kaleng ke Pastor Paroki yang ditembuskan ke Bapak Uskup,” katanya dengan sedih.
“Saya dan teman-teman tidak berbuat seperti yang mereka tuduhkan. Ini sangat menyakitkan,” katanya.
“Rasanya ingin meletakkan tanggungjawab ini dan membiarkan keuangan jadi kacau, tetapi saya seakan meninggalkan Tuhan Yesus yang berjuang memanggul salib sendirian, Tuhan Yesus juga difitnah dan dijatuhi hukuman mati di salib. Bukan karena pekerjaan-pekerjaan baik-Nya, tetapi karena tuduhan palsu dan fitnah,” katanya.
“Sakit memang jika dituduh dan difitnah, seakan diri ini ditelanjangi di muka umum, semua orang lalu memandang dengan sinis dan penuh hina,” kata bapak itu.
“Kehormatan yang lama dibangun hancur seketika, perjuangan dalam membangun nama baik, menjadi ambyar karena fitnah yang disebarkan,” kata bapak itu.
Dalam Injil hari ini, kita dengar bagaimana Yesus mau dilempari batu. Karena banyak orang yang terprovokasi oleh berita bohong, fitnah bahwa Yesus menghujat Allah.
Bapak di atas pun juga mengalami penolakan karena fitnah dan berita bohong.
Ketika mengalami diri ssbagai kurban fitnah, marilah kita belajar dari Nabi Yeremia dalam Bacaan Pertama dan Yesus dalam Bacaan Injil.
Mereka tidak sedikit pun mundur dan sembunyi diri namun menghadapi semuanya itu dengan kepala tegak.
Kebenaran pasti menang dan tidak pernah terlambat menyatakannya.
Bagaimana sikap saya ketika menghadapi fitnah dan gosip?