Minggu, 11 Desember 2022
- Yes. 35:1-6a,10.
- Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10
- Yak. 5:7-10.
- Mat. 11:2-11.
ADA masa di mana kita mulai mempertanyakan keputusan atau pilihan hidup yang sedang kita jalani.
Kegagalan kecil yang kadang tidak terpikirkan sebelumnya bisa memicu keraguan untuk mengambil langkah selanjutnya
Benarkah yang selama ini kita jalani merupakan jalan hidup yang baik dan benar.
Sikap ragu bisa terjadi karena kita kurang percaya dengan apa yang kita lihat dan kita dengar, namun untuk meyakinkan diri kita tidak mampu karena ada kendala untuk melakukan hal-hal yang perlu dilakukan.
Keraguan sering muncul saat ada sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Seorang ayah merasa sangat berat melepaskan anak perempuannya mengikuti tugas suaminya di luar pulau.
Karena dia berpikir bahwa keadaan di luar pulau tidak sebaik dan semaju di tempatnya saat ini.
Namun pikiran itu ternyata salah karena keadaan di sana dalam beberapa hal justeru lebih baik dan lebih tenang daripada di sini.
Melalui foto-foto dan cerita yang disampaikan kepada bapak itu, ternyata anaknya tidak salah memilih untuk hidup bersama suaminya di sana.
Melihat semua itu, keraguan dan kekuatiran bapak itu hilang. Padahal sebelumnya dia sangat ragu akan masa depan anaknya dan tentu juga soal keselamatannya.
Bukti-bukti yang anaknya tunjukkan kepadanya sudah cukup meyakinkan dia akan kebenaran pilihannya dan membuat bapak itu tidak perlu kuatir dan ragu lagi.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
Yesus menjawab mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”
Ketika di penjara, Yohanes Pembaptis mendengar tentang semua yang dilakukan Yesus.
Situasi dalam penjara, membuat Yohanes mengalami keraguan sehingga ia mengutus murid-muridnya kepada Yesus untuk bertanya apakah Ia benar sosok Mesias yang dijanjikan.
Yohanes Pembaptis ingin agar Yesus memberikan bukti jelas melalui perkataan dan perbuatan bahwa kesaksiannya selama ini tentang Yesus adalah benar.
Bagaimana Yesus menjawab pertanyaan yang meragukan dari Yohanes ini? Ia tidak menegur Yohanes Pembaptis atas keraguannya.
Ia memahami Yohanes Pembaptis sedang terpuruk secara fisik dan emosi sehingga sulit baginya untuk melihat gambaran lengkap mengenai pelayanan-Nya.
Menjawab pertanyaan itu, Yesus mengutip Yesaya 35:5-6; 61:1. Sebuah jawaban yang menyiratkan bahwa Ia sungguh Mesias.
Kisah Yohanes Pembaptis ini mengajar kita bahwa ketika iman kita dilanda keraguan, jangan berlama-lama dalam kebimbangan.
Datang kepada Tuhan dalam doa dan firman-Nya, jangan mencari ke tempat yang lain, atau ke orang yang salah guna mencari jawab atas segala keraguan kita.
Bagaimana dengan diriku?
Kemana aku pergi dalam mengatasi keraguanku?