Jangan Sekadarnya Saja

0
193 views
Ilustrasi - Sikap dan perilaku intoleran (Ist)

Puncta 15.06.23
Kamis Biasa X
Matius 5:20-26

PERNAH kita mendengar beberapa kejadian diskriminatif di sekitar kita. Misalnya, ada anak-anak Kristiani yang ditolak menjadi ketua OSIS di sekolah negeri.

Secara terang-terangan ada guru wali kelas yang menganjurkan siswa-siswinya untuk tidak memilih anak-anak Kristiani menjadi ketua organisasi sekolah.

Di kantor atau tempat kerja, orang tidak dinaikkan pangkat atau jabatannya karena agama. Kalau kita tidak mempunyai kualitas yang bisa melebihi kelompok mayoritas, jangan harap kita akan diperhitungkan.

Kita bersyukur karena kondisi seperti itu justru mengajarkan kepada kita untuk bersemangat “magis” atau lebih.

Kalau kita tidak punya nilai lebih dari antara yang lain, maka jangan bermimpi kita bisa ambil bagian dalam suatu komunitas.

Contoh paling nyata adalah yang dialami Ahok dalam Pilkada DKI.

Kualitas kinerja dan kepemimpinannya sudah jelas dirasakan warga, tetapi dia tidak terpilih karena perlakuan diskriminatif.

Tuntutan moralitas Kristiani bukan sekedar menjalani hidup seadanya saja. Yesus menuntut para murid-Nya untuk hidup dengan kualitas yang lebih.

Yesus tidak hanya mengajarkan hidup sekadarnya saja. Tetapi kadar yang dicanangkan adalah yang lebih.

Ia berkata kepada para murid-Nya, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.”

Menjadi murid-murid Kristus tidak cukup hanya “rata-rata” saja. Karena jika kita hanya sama dengan yang lainnya, pastilah kita tidak akan terpilih.

Kalau kita kalah bersaing dalam kualitas hidup, maka kita akan tersingkir, tidak akan masuk hitungan dan hanya akan disingkirkan.

Yesus mengajak para murid-Nya untuk bersemangat lebih atau “magis.” Dalam hal keagamaan, ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi adalah jagonya.

Mereka menguasai aturan dan hukum-hukum dalam Taurat. Agar bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga, kita harus bisa melebihi mereka. Itulah tuntutan Yesus.

Jika kita hanya sama atau bahkan di bawah kualitas mereka, kita tidak akan terhitung.

Di tempat lain, Yesus juga pernah berkata, “Jika kamu diminta berjalan satu mil, berjalanlah dengan dia sebanyak dua mil.”

Mengikuti Yesus memang berat karena tuntutannya tinggi, lebih dari yang lainnya. Jangan puas dengan hidup apa adanya.

Hidup harus diperjuangkan kalau kita mau diperhitungkan.

Pujian tinggi untuk Pep Guardiola,
Semusim bisa mencapai tiga juara.
Jangan pernah berhenti berusaha,
Agar kita bisa lebih dari yang lainnya.

Cawas, mengejar kualitas hidup…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here