Bacaan 1: 1Raj 21:17-29
Injil: Mat 5:43-48
SUDAH sejak dua tahun ini, kehidupan masih sulit bagi sebagian orang. Pandemi menghancurkan sebagian orang di dunia ini, karena harus kehilangan orang-orang yang dicintainya. Ekonomi juga masih belum membaik.
Dalam kondisi demikian, mungkin ada saja orang yang berputus asa bahkan menganggap Tuhan telah meninggalkannya. Sehingga orang tersebut berpikiran untuk meninggalkan Tuhan.
Padahal, justru di saat seperti inilah Tuhan sanggup mencurahkan kekuatan, semangat, perlindungan dan berkat-Nya yang sempurna.
Masa depan memang sebuah misteri dalam hidup manusia. Namun sebagai orang beriman harus senantiasa percaya pada penyertaan Tuhan.
Dalam bacaan hari ini, kita melihat Raja Ahab yang berbeda dengan kemarin.
Saat ia ada dalam cengkeraman Izebel isterinya, maka ia berbuat jahat dimata Tuhan dengan menyembah Baal serta melakukan kejahatan lainnya.
Namun saat Izebel tidak ada disisinya, ia mampu mendengarkan firman Tuhan lewat Nabi Elia yang juga dibencinya karena sering menghalangi rencana jahatnya.
Raja Ahab menyatakan penyesalannya dan hal itu didengar Tuhan. Sehingga Tuhan menunda memberikan hukuman kepada Raja Ahab.
“Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya.”
Demikian kata-Nya kepada Elia.
Karena Allah adalah kasih, maka Ia pun mengajarkan kasih pada orang beriman melalui Tuhan Yesus, Anak-Nya.
“Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga,..”
Seperti dalam bacaan kemarin, kita kembali mendapatkan standar tinggi dari nilai kemuridan Yesus.
Menjadi murid Yesus memang berat, mengasihi atau mengampuni orang yang telah membuat diri ini menderita tentu sungguh amat sulit.
Menjadi murid Yesus haruslah sempurna sama seperti Bapa yang sempurna.
Pesan hari ini
Hidup dalam penyertaan Tuhan akan meluputkanmu dari dosa, maka jangan tinggalkan Dia.
Menjadi murid Yesus harus memiliki standar tinggi, sempurna sama seperti Allah Bapa yang sempurna.
“Saat jalan yang dilalui kian berliku, maka beristirahatlah sebentar. Tenangkan pikiran dan temukan jalan keluarnya dalam Tuhan.”