KERENDAHAN hati mesti menjadi bagian utama dalam membangun hidup sebagai orang beriman. Apa saja yang kita punyai itu berasal dari Tuhan.
Sejak keluar dari Panti Asuhan, seorang pria berjanji akan hidup sukses. Ia tidak pernah mau makan makanan yang serba minimalis. Dua puluh tahun kemudian, ia turun dari sebuah mobil mewah. Ia langsung masuk ke gedung kantornya untuk mengadakan meeting.
Saat pembukaan meeting, ia berkata, “Perusahaan kita harus bekerja keras, kalau mau maju. Kalau bisa bekerja 7 kali 24 jam.”
Ketika makan siang, isterinya berkata, ”Pak, kalau mendengar kata-katamu saat pembukaan tadi, aku kuatir kita dianggap sudah melupakan Tuhan. Karena Dia yang membimbing kamu bisa seperti sekarang. Seharusnya kamu mengingatkan karyawan agar setia kepada Tuhan, ingat akan kebaikanNya. Dengan demikian, kita selalu merendahkan hati di hadapanNya dan bukan sebaliknya.”
Mendengar perkataan isterinya, lelaki itu terdiam. Sesaat kemudian ia menarik nafas panjang dan berkata, ”Betul sekali yang kamu katakan. Artinya, Tuhan masih mengasihi saya. Nanti saya akan kumpulkan karyawan lagi dan koreksi apa yang telah saya katakan. Terima kasih, kamu sudah menegur saya.”
Tidak lupa asal-usul
Ketika kesuksesan telah dicapai, orang sering lupa pertolongan Tuhan. Bahkan orang pun tidak mau menoleh ke belakang, mengenang masa-masa sulit dahulu. Orang ingin menikmati kesuksesan itu sepuas-puasnya. Biarlah penderitaan masa lalu berlalu, tidak perlu dikenang lagi.
Kisah di atas mengingatkan kita, agar hari ini kita tetap setia kepada Tuhan yang kita imani senantiasa menemani perjalanan hidup kita. Di hadapan Tuhan, sebenarnya kita tidak berarti apa-apa. Tuhan yang memampukan kita untuk terus-menerus berjalan dan melakukan kegiatan-kegiatan kita hari ini.
Karena itu, yang dibutuhkan dari kita adalah sikap rendah hati di hadapan Tuhan. Apa yang kita punyai saat ini berasal dari Tuhan yang mahabaik. Tuhan yang memberi hidup ini bagi kita. Kita mesti memupuk sikap hati yang baik dan benar kepada Tuhan. Mengapa? Sebab Dialah yang mengarahkan hidup kita menuju kebahagiaan.
Mari kita tetap setia kepada Tuhan yng telah memberi kita segala sesuatu yang kita butuhkan bagi perjalanan hidup kita.
Dengan demikian, hidup kita hari ini menjadi berkat bagi orang lain. Tetap semangat. Tuhan memberkati.