Jangan Takut, Hanya 10% Yang Brengsek

1
3,485 views

Kalimat di atas pernah diucapkan oleh Dahlan Iskan, Menteri BUMN yang baru, dalam acara Sentilan Sentilun di Metro TV, 31 Oktober 2011. Ucapan itu menandakan sebuah keberanian untuk berubah. Hal ini mengingatkan saya akan apa yang ditulis oleh Ignatius Loyola dalam buku Latihan Rohani tentang salah satu patokan pembedaan roh. Ignatius mengatakan bahwa Roh baik selalu memberi dorongan, semangat, dan kekuatan pada orang untuk berani melawan hambatan-hambatan yang dialami. Berkebalikan dengan di atas, “Roh Jahat”  juga mempunyai cara tersendiri untuk mempengaruhi manusia. Dengan mengambil pendapat Pastor Ludovic-Marie Barrielle, Romo Paul Suparno SJ, merangkum enam ciri “Roh Jahat” Latihan Rohani Santo Ignatius. Dan salah satunya adalah Ketakutan. Keberanian adalah buah  Roh Baik, sedangkan ketakutan berasal dari Roh Jahat.

 

Mencontoh Dahlan Iskan

Mungkin keberanian itulah yang mampu mengubah sesuatu. Hal ini kiranya sudah dan akan ditunjukkan oleh Dahlan Iskan. PLN dianggap berkembang baik setelah dipegang oleh beliau. ketika diangkat menjadi Dirut PLN, Serikat Pekerja PLN beramai-ramai menolaknya. Namun demikian, setelah memimpin PLN nasional, dalam waktu relatif singkat, ternyata Dahlan mampu memberikan bukti. Persoalan byar-pet listrik nasional dapat diatasi. Setelah resmi menjadi Menteri BUMN, Dahlan mengatakan menolak intervensi politik. Ia  bahkan dikabarkan mengancam anak buahnya yang menggunakan “katebelece”.

 

Dalam sebuah Seminar baru-baru ini Dahlan mendorong agar para direksi BUMN berkorban untuk membangkitkan kepercayaan masyarakat. Ia mencontohkan pengalaman saat masih menjadi direktur PLN. Saat itu kepercayaan kepada PLN rendah. Untuk membangkitkan kembali, PLN berkorban untuk bangkit. Dahlan sendiri berkorban tidak mengambil gaji, mobil dinas dan rumah dinas. Ini merupakan keberanian yang luar biasa. Untuk membangun kepercayaan dari masyarakat, harus dimulai dari dirinya sendiri

 

Tak heran banyak orang menaruh harapan atas pengangkatan Menteri BUMN yang baru, Gebrakan dan keberaniannya memang memunculkan pertanyaan apakah dia tidak takut dimusuhi, Menjawab pertanyaan tersebut, dalam acara Sentilan Sentilun di Metro TV 31 Oktober 2011, Dahlan membagi golongan orang menjadi tiga. Hanya 10% orang brengsek. Yang 10% orang baik, sedang sisanya yang 80 % adalah golongan abu-abu, yang mengikuti saja situasi yang ada.   10% orang brengsek adalah para penentang perubahan. Yang 10% lainnya orang baik dan mau berubah. Meski ditentang, mereka mampu menghadapi tanpa rasa takut dan berani mengambil resiko. Yang 80% akan mengikut saja. Jadi, jika  10% orang brengsek menjadi pemimpin, yang 80% akan berkata akan ikut arus dan sedikit-sedikit bisa menikmati korupsi. Namun jika yang sedang memimpin 10% orang baik, yang 80% ini akan ikut saja dan akan berkata, “Pemimpin memang harus seperti itu”

 

Keberanian ini pantas dipuji. Keberanian ini hampir sama dengan kisah Ny. Siami , yang mengungkap praktek contek masal. Tentu kita masih ingat Ujian Nasional (UN) di SD Gadel 2, Surabaya, tanggal 10-12 Mei 2011, yang menggemparkan. Adalah Ny. Siami, orang tua dari salah seorang murid yang mengikuti Ujian Nasional tersebut. Anak kandung Siami dijadikan sumber contekan bagi  teman-temannya sesama peserta UN. Ibu ini melaporkan praktik curang ini ke wali kelas anaknya yang diduga telah merancang kerjasama contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan. Namun keberaniannya ini ditentang oleh masyarakat, yang tak lain adalah para orang tua murid sekolah yang mengikuti ujian tersebut. Ibu ini tidak mundur. Ny. Siami tidak takut mengungkap ketidakjujuran. Ia sadar akan konsekuensinya, salah satunya dikucilkan warga sekitar. Namun seakan ia tetap mendapat dorongan, semangat, dan kekuatan untuk melawan berbagai hambatan yang dialaminya.

 

Mengubah Kebiasaan Buruk

Rasanya yang dikatakan Dahlan Iskan dan Ny. Siami berkaitan dengan apa yang ditulis Santo Ignatius dalam Latihan Rohani. Keduanya melakukan tindakan berani dan melawan ketakutan.

Ketakutan yang terus-menerus memang akan menghambat manusia maju berbuat baik . Ketakutan juga menjadi  tanda bagaimana “Roh Jahat” telah  mencoba memengaruhi hidup manusia agar tidak maju berkembang menjadi semakin baik.

Mungkin kita tidak akan bisa seberani Dahlan Iskan dan Nyonya Siami. Namun kita bisa mulai belajar berani dengan mengubah salah satu kebiasaan buruk kita. Berani mengubah salah satu (catat: salah satu saja) kebiasaan buruk kita saja, sudah merupakan loncatan yang luar biasa.

1 COMMENT

  1. Terima kasih, artikel ini menginspirasi kita untuk berani melawan ketakutan, dengan berani melakukan perbuatan baik meskipun beresiko. Beranilah karena Tuhan selalu menemani mu !!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here