“MOBIL jip Land Rover itu pernah menjadi mobil yang paling hebat di Muba (Musi Banyuasin – red). Tak ada yang bisa menyaingi,” kisah Rm Thaddeus Laton SCJ dengan bangga.
Ia adalah sosok misionaris asing dari Polandia yang sangat tangguh. Sudah 50 tahun ia mengabdikan diri untuk melayani umat katolik di Indonesia, khususnya di pelosok-pelosok Sumatera Bagian Selatan.
Baca juga:
- Pastor Taddheus Laton SCJ: Sang Misionaris dan Istri Kesayangannya (1)
- 50 Tahun Misionaris di Indonesia, Pastor Tadheus Laton SCJ Diganjar Penghargaan dari Polandia
- Pastor Taddheus Laton SCJ: Imam yang Hobinya Ngoprek Mesin (2)
Selama melayani di pelosok Sumatera, mobil Land Rover berwarna hijau selalu menemaninya. Bahkan di masa tuanya, di usianya ke-82 tahun ini, ia masih mengendarai sendiri mobil tua itu.
Istri pastor
“Mobil itu adalah istriku,” ungkapnya.
Dan memang, layaknya seorang suami, Rm Laton hampir setiap hari merawat mobil tuanya itu. Kalau rusak, ia sendiri yang memperbaikinya.
Ia mengisahkan bahwa mobil ini dulu dibelinya seharga Rp 8,5 juta pada tahun 1974. Awalnya mobil ini dipakai oleh para Suster Hati Kudus di Teluk Betung, Lampung, sebagai ambulana. “Waktu itu jalannya masih sulit dan tidak bisa dijangkau mobil biasa. Maka mobil itu dipakai untuk menghantar pasien dari klinik,” kisahnya.
Sejak tahun 1991, ketika ia dipindahkan ke Palembang, mobil itu dipakainya kembali untuk pelayanannya. Ia keluar masuk pelosok Sumatera Selatan, khususnya daerah Musi Banyuasin, Mangunjaya, Sungai Lilin, Bayunglincir, Karang Agung.
“Suatu ketika di daerah Mangunjaya, ada mobil yang masuk ke kubangan dan tak bisa keluar, ada juga yang masuk ke siring dan tak bisa keluar, dan akhirnya ditarik memakai Land Rover” kenangnya.
Pernah juga terjadi saat melintas di daerah Mangunjaya yang jalannya sangat jelek, banyak orang terheran-heran. “Gila orang Barat itu, jalan seperti ini dia berani berangkat jalan,” kata Rm Laton menirukan kembali teriakan orang di daerah itu.
Jip jadi saluran berkat bagi banyak orang
Land Rover tua itu turut membawa berkat bagi banyak orang.
Jalanan sulit mampu dilewati dan menghantarkan sang misionaris ini untuk berjumpa dengan umat. “Romo, margining mekaten kok saged rawuh (Romo, jalannya seperti ini kok bisa datang – red),” kata seorang umat sebagaimana diungkapkan kembali oleh Rm Laton.
“Inggih, bu. Berkatipun saking Gusti (Iya bu. Berkat Tuhan – red),” jawab Rm Laton pada umat tersebut.
Karena jalannya sulit dan jelek, umat pun bisa memaklumi kalau romo datangnya terlambat.
Seperti seorang istri, Land Rover tua itu selalu setia menemaninya dalam aneka situasi. Jalanan jelek dan berlumpur dilewatinya bersama. Bahkan sudah banyak orang yang berminat untuk membelinya, namun Rm. Laton tidak mau melepaskannya.
“Ada orang Jakarta membawa uang 100 juta untuk membeli mobil itu. Banyak juga orang yang mau beli mobil itu, terutama mereka yang punya duit karena mereka mau mengubahnya,” kenang Rm Laton.
Usia tua tak menghalanginya untuk terus melayani umat. Sampai kini, Rm Laton masih memberikan berbagai pelayanan, terlebih sebagai Bapa Pengakuan di beberapa biara dan paroki di Kota Palembang.
“Maunya masih terus menjadi gila, tapi nyamuk brengsek telah menyebabkan saya terkena penyakit elephantiasis (kaki gajah – red),” ungkapnya.
Perlu diketahui bahwa pada 22 Februari 2017 yang lalu, Rm Laton menjalani operasi pada kakinya di RS RK Charitas Palembang. Sebelumnya ia telah menjalani beberapa kali perawatan.
Dan kini Rm Laton masih menjalani proses pemulihan di rumah sakit tersebut.