Jejaring dalam Kisah Penciptaan

0
241 views
Ilustrasi: Kisah penciptaan manusia Adam dan Hawa sebagaimana tergambarkan di dinding Gereja St. Gemma Galgani Keuskupan Ketapang, Kalbar. (Mathias Hariyadi)

MANUSIA hanya bisa hidup dalam jejaring eksistensial. Itu merupakan rencana dan kehendak Tuhan. ”Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” (Kejadian 2: 18).

Mula-mula Tuhan menciptakan segala binatang hutan dan burung di udara serta membawanya kepada manusia (Kejadian 2: 19). Namun manusia tidak menemukan penolong yang sepadan dengan dia (Kejadian 2: 20). Kendati demikian, Tuhan tidak mencabut jejaring manusia dengan ciptaan lain. Manusia punya tanggungjawab memelihara jejaringnya dengan segala ciptaan itu.

Selanjutnya, Tuhan menciptakan penolong yang sepadan dengan manusia, yakni wanita (Kejadian 2: 21-22). Wanita itu bukan hanya sepadan, tetapi bagian dari dirinya (Kejadian 2: 23). Pria menemukan keutuhan dirinya ketika menyatu dengan wanita.

Ini berlaku bukan hanya untuk individu (perkawinan), tetapi secara universal. Kemanusiaan akan sempurna tatkala pria dan wanita menjadi satu kesatuan dalam jejaring eksistensial.

Hal itu ditegaskan dalam firman, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kejadian 2: 24). Apa artinya satu daging?

Pertama-tama, persatuan fisik antara pria dan wanita dalam proses prokreasi. Manusia tidak bisa mewujudkan amanat Tuhan (berkembangbiaklah) tanpa mitra sepadannya. Maka, wanita adalah mitra eksistensialnya.

Kedua, persatuan antara kepriaan dan kewanitaan secara universal. Artinya, umat manusia menjadi sempurna ketika memelihara relasi antara pria dan wanita dalam jejaring kemitraan yang sejajar. Selama wanita dianggap sebagai “warga kelas dua” dan diperlakukan secara diskriminatif, manusia tidak akan mencapai kesempurnaan dirinya.

Ketika manusia mencintai dan menerima wanita sebagai penolong yang sepadan, keluarga akan menjadi lembaga yang penuh kasih dan dapat menjalankan fungsi reproduksi secara harmonis sesuai kehendak Tuhan. Di sana, tidak hanya dilahirkan manusia-manusia baru, tetapi kemanusiaan yang baru.

Adalah tanggungjawab manusia memelihara jejaring hidupnya.

Pertama, jejaring dengan mitra sepadannya, yakni wanita. Kedua, jejaring dengan seluruh ciptaan. Kisah penciptaan mengingatkan manusia akan tanggungjawabnya memelihara dan memanfaatkan jejaring itu demi memuliakan Tuhan dan kesejahteraan hidupnya.

Kamis, 9 Februari 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here