Jemaah Plastikiah

0
281 views
Ilustrasi: Buka warung jualan makan-minum. (Ist)

Puncta 01.08.22
PW. St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup Pujangga Gereja
Matius 14: 13-21

SUDAH menjadi kebiasaan kalau ada pertemuan kelompok, konsumsi lalu ditanggung bareng-bareng.

Seperti dalam acara Bina Lanjut pasutri ME di Cawas kemarin, semua pasutri membawa makanan dari rumah masing-masing.

Pak Lurah sudah membagi tugas. Nasi, minum dan peralatan makan disiapkan pasutri tuan rumah.

Sayur disiapkan Pasutri Yanto Endang. Lauk pauk oleh Pasutri Heru Hesti. Kudapan dibawa oleh Pasutri Soni Dewi dan Pasutri Edi Tri. Pasutri Frans Sabeth menyiapkan buah.

Setiap orang berusaha memberi dengan murah hati. Mereka dengan sukacita membawa yang terbaik. Yang terjadi adalah berkat berkelimpahan.

Ketika masing-masing tergerak untuk berbagi, maka berkat itu dilipatgandakan oleh Tuhan.

Karena berkelimpahan, maka jemaah plastikiah mulai beraksi dengan terampilnya.

Mereka mengumpulkan makanan yang sisa dimasukkan ke dalam plastik untuk dibawa pulang, agar semua tetap bermanfaat, tidak dibuang mubazir.

“Tidak boleh ada makanan dibuang. Membuang makanan berarti merampas hak milik orang miskin.”

Maka para ibu mulai mengadakan “operasi plastik.” Tas-tas plastik dipenuhi dengan berbagai makanan.

Yesus dengan jelas mengajak para murid untuk berbagi kasih. “Kamu harus memberi mereka makan.”

Para murid mencoba mengelak dengan alasan hanya punya lima roti dan dua ikan. Namun perintah tetap harus ditindaklanjuti.

Yesus mengucap berkat atas lima roti dan dua ikan itu.

Lalu disuruhnya para murid untuk membagikan kepada orang banyak. Semua makan sampai kenyang dan bahkan ada sisa dua belas bakul penuh.

Ketika kita berani berbagi, apa yang dianggap “kekurangan” ternyata bisa berubah menjadi berkat.

Jika “kekurangan” itu disyukuri dan dibagikan, ternyata membawa kelimpahan.

Bukan kelimpahan yang membuat kita bisa bersyukur, tetapi syukurlah yang membuat apa yang tadinya dianggap “kekurangan” berubah menjadi berkelimpahan.

Karena kita bisa bersyukur, maka terjadi mukjizat berkelimpahan. Kalau hati kita selalu dipenuhi rasa syukur, maka kita akan melihat mukjizat yang mengagumkan.

Tindakan Yesus yang ekaristis itu dapat kita rayakan kalau kita mengikuti perayaan misa.

Ekaristi adalah gambaran mukjijat pergandaan roti. Setiap merayakan ekaristi kita diajak berbagi kepada sesama.

“Kamu harus memberi mereka makan,” Perintah Tuhan itu terus bergema bagi kita semua.

Mari kita siap berbagi. Dan bersiaplah pasti akan ada mukjizat bagi anda.

Pergi piknik ke Banyuwangi,
Kawah Ijen sungguh mempesona.
Marilah kita semua siap berbagi,
Sukacita akan memenuhi hati anda.

Cawas, berbagi sukacita…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here