Jesuit Indonesia Punya PRAKSIS, Lembaga Riset dan Advokasi HAM, Demokrasi, Keadilan Sosial, dan Rekonsiliasi (1)

0
215 views
Acara rilis lembaga baru bernama PRAKSIS besutan Ordo Serikat Jesus Provinsi Indonesia, Selasa 10 Desember 2024. (Praksis)

NAMA lembaga baru bentukan Ordo Serikat Jesus Provinsi Indonesia ini adalah PRAKSIS. Singkatan dari Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus. Resmi diluncurkan di Jakarta hari Rabu tanggal 10 Desember 2024 – bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia Internasional.

Menjawab Sesawi.Net Rabu petang tanggal 11 November 2024, Romo FX Baskara T. Wardaya SJ menjelaskan -katakanlah- semacam motto yang ingin diusung oleh PRAKSIS adalah “Mencari Demokrasi yang Memajukan Kebaikan Bersama”.

“Judul itu merupakan hasil penelitian yang baru saja kami lakukan sebelum hari H rilis lembaga baru ini,” kata Romo Bask – doktor ilmu sejarah alumnus Marquette University di Milwaukee, Amerika Serikat ini.

Direktur Riset dan Advokasi PRAKSIS: Romo Dr. FX Baskara T. Wardaya SJ (kiri) saat rilis PRAKSIS. Inilah sebuah lembaga baru di bidang riset dan advokasi bidang HAM, demokrasi, keadilan sosial, dan rekonsiliasi sosial di Jakarta, Selasa 10 Desember 2024. (Praksis)

Demokrasi Indonesia, proyek yang belum selesai

Hasil penelitian Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus (PRAKSIS) yang baru saja digelar mengungkapkan bahwa demokrasi Indonesia merupakan proyek yang belum paripurna.

Sebagai satu-satunya aturan main politik yang diterima di negeri ini, demokrasi Indonesia bertahan di tengah gelombang resesi dan tumbangnya demokrasi di banyak negara.

Sebagai “proyek” bernegara yang belum selesai, demokrasi Indonesia menghadapi berbagai tantangan utama. Terkait dengan beberapa hal berikut ini:

  • Kebebasan sipil.
  • Hak-hak politik.
  • Ketimpangan sosial-ekonomi yang mengarah pada “de-demokratisasi”.

Akibatnya, semua rintangan itu pada akhirnya malah menghambat perkembangan demokrasi itu sendiri.

Memetakan praktik berdemokrasi di Indonesia

Divisi Riset dan Advokasi PRAKSIS selalu ingin mencari jawaban atas pertanyaan ini. Yakni, bagaimana kita memetakan, dan bisa menjelaskan, memaknai situasi politik dan ekonomi di Indonesia selama periode 2014-2024?

Dalam pencarian jawaban atas pertanyaan kritis itu, demikian Romo Baskara SJ ini menjelaskan kepada Sesawi.Net, PRAKSIS telah menggunakan pendekatan interdisipliner. Agar bisa merajut kajian empiris politik-ekonomi dan refleksi etis-teologis yang akhirnya perlu juga merujuk pada Ajaran Sosial Gereja (ASG).

Direktur PRAKSIS Romo Maswan Susinto SJ (tengah) memperkenalkan apa dan bagaimana PRAKSIS kepada publik dalam kesempatan gelaran rilis lembaga baru ini di Jakarta, Selasa 10 Desember 2024. (Praksis)

Tiga lapis jawaban

Melalui penelitian ini, PRAKSIS lantas mengungkap tiga lapis jawaban.

Pertama, PRAKSIS memetakan kondisi politik 2014-2024 sebagai proses de-demokratisasi dan kondisi ekonomi dengan penyusutan kelas menengah.

Proses de-demokratisasi ditandai dengan semakin sempitnya ruang partisipasi aktif warga negara dalam proses politik. Sementara itu, penyusutan kelas menengah ditandai dengan melemahnya hak pekerja dan kemampuan finansial kelas menengah, serta menajamnya ketimpangan. 

Kedua, de-demokratisasi dan penyusutan kelas menengah merupakan sebuah proses yang berkelindan yang disebabkan oleh model demokrasi yang timbal balik antara negara dan warganya lemah.

Ketiga, dengan merujuk pada ASG, situasi tersebut dimaknai sebagai panggilan bersama untuk terus mencari model demokrasi yang lebih memajukan kebaikan bersama.

Direktur Jaringan GusDurian: Alissa Wahid dalam sesi soft launching PRAKSIS di Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 10 Desember 2024. (Praksis)

Komentar Alissa Wahid

Pada acara soft launching PRAKSIS di Kolese Kanisius Menteng, Jakarta Pusat, hari Selasa tanggal 10 Desember 2024 kemarin, panitia juga merilis hasil laporan penelitian di atas.

Sementara, duduk sebagai pembicara utama dalam acara kemarin adalah Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid alias Alissa Wahid, puteri sulung mendiang Presiden Abdurrahman “Gus Dur” Wahid. Ia hadir di rilis PRAKSIS dalam kapasitasnya sebagai Direktur Jaringan Gusdurian.

Dalam paparannya, Alissa Wahid menyampaikan bahwa demokrasi merupakan sebuah nilai, jalan hidup, dan kesadaran bermasyarakat. Namun akhir-akhir ini, kata dia, demokrasi itu malah semakin hampir tidak lagi dirasakan. Tugas kita bersama adalah menghidupkan kembali kepercayaan publik pada penataan hidup bersama. Demikian Alissa Wahid.

Provinsial Ordo Serikat Jesus Provinsi Indonesia Romo Dr. Benedictus Hari Juliawan SJ (kanan) memberi pernyataan akhir di sesi rilis PRAKSIS di Kolese Kanisius, Selasa 10 Desember 2024. (Praksis)

Laporan penelitian

Paparan laporan penelitian PRAKSIS kemarin disampaikan oleh Romo Angga Indraswara SJ dalam kapasitasnya sebagai Direktur Public Engagement PRAKSIS.

Sementara, Romo Dr. FX Baskara T. Wardaya SJ kini menjabat Direktur Riset dan Advokasi PRAKSIS. Lalu, Yanuar Nugroho Ph.D memainkan fungsinya sebagai Research Associate PRAKSIS.

Pada kesempatan pemaparan kemarin, hadir sebagai penanggap paparan adalah Rektor UIN Sunan Kalijaga 2020-2024: Prof. Al Makin. Sedangkan, Provinsial Jesuit Provinsi Indonesia Romo Dr. Benedictus Hari Juliawan SJ menyampaikan closing statement.

Romo Beni Hari Juliawan SJ menutup rangkaian acara kemarin dengan menegaskan kembali, PRAKSIS menjadi wadah bersama-sama untuk membangun visi hidup bersama. Tidak ada kebaikan bersama tanpa keterlibatan bersama,” tandas imam Jesuit asal Ambarawa, Jawa Tengah ini.

Forum diskusi umum kedua PRAKSIS yang berlangung hari Jumat, 8 November 2024. (Praksis)

Memetakan ciri-ciri evolusi demokrasi Indonesia

Dalam paparannya, Yanuar Nugroho menjelaskan mengenai evolusi demokrasi di Indonesia. Menurut dia, evolusi demokrasi Indonesia secara umum bisa dicirikan dengan beberapa hal berikut ini:

  • Komposisi established elite yang tidak berubah.
  • Elite-driven economy.
  • Elite-managed democracy.
  • Oposisi mudah dilemahkan.
  • Fokus orientasi pembangunan lebih pada short-term survival dengan wujudnya berupa koalisi besar.

Konsekuensinya

Semua itu, kata Yanuar, membawa konsekuensi. Yakni, kemampuan sebagai warga semakin tidak berdaya, karena orientasi kebijakan jangka pendek.

Melengkapi hal tersebut, Romo Baskara T. Wardaya SJ menambahi. “Kehidupan demokratis perlu memastikan bagaimana yang rentan bisa ikut terlibat dalam proses demokrasi itu.”

Dalam tanggapannya, Prof. Al Makin mengatakan, penelitian tersebut penting. Terutama kalau harus mengingat kelompok-kelompok masyarakat itu pada akhirnya menikmati kooptasi politik karena proses-proses negosiasi yang ditawarkan.

Akhir-akhir ini, kata dia, “Kebenaran adalah mana yang paling menarik” sehingga akhirnya juga malah menciderai proses demokratisasi yang sudah berjalan maju.

Apa dan bagaimana PRAKSIS

Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus atau PRAKSIS adalah lembaga riset dan advokasi berbadan hukum milik Serikat Jesus Provinsi Indonesia.

PRAKSIS bergerak dalam empat bidang penelitian: hak-hak asasi manusia, demokrasi, keadilan sosial, dan rekonsiliasi sosial.

Dalam dimensi advokasinya, PRAKSIS mendampingi dan melayani para korban ketidakadilan serta mereka yang tersisihkan secara sosial, ekonomi dan politik. (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here