Bacaan 1: 1Raj 8:1-7. 9-13
Injil: Mrk 6:53-56
Sebuah film lawas sekitar tahun 1973, yang mengisahkan peristiwa-peristiwa kira-kira seminggu terakhir sebelum Tuhan Yesus disalibkan. Sebuah film musikal dan “Rock Opera” menyajikan kisah Yesus, dari sisi kemanusiaan-Nya. Jadi menurut saya malah jauh dari apa yang tertulis dalam judulnya yaitu Yesus Sang Superstar.
Berbeda dengan film tentang Yesus lainnya, film ini nyaris tidak menonjolkan kuasa keilahian Yesus seperti menyembuhkan orang sakit dan buta, kusta dan lainnya.
Film yang disutradarai oleh Norman Yahudison, dibintangi Ted Neeley sebagai Yesus mengangkat kisah Yesus dalam cara yang berbeda.
Kontras dengan kisah dalam bacaan injil hari ini, dimana Yesus betul-betul menjadi seorang “Superstar”. Begitu mendarat di Genesaret, orang banyak langsung mengenal dan mengerumuni-Nya seperti seorang Superstar. Kuasa keilahian Yesus dalam menyembuhkan berbagai penyakit, ternyata sudah dikenal dimana-mana baik di kota-kota sampai ke pasar-pasar.
Mereka datang membawa orang sakit untuk disembuhkan. Bahkan mereka yang tidak dapat berhadapan langsung, memohon agar diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya saja dan sembuh.
Kehadiran Allah benar-benar membawa sukacita.
Hal ini juga dirasakan oleh warga Yerusalem, ketika Bait Allah selesai dibangun maka Tabut Suci dipindahkan kesitu dari Sion, Kota Daud. Para imam dan Salomo menyaksikan dan merasakan kehadiran Tuhan yang tak kelihatan.
Allah hadir lewat Awan yang menyelimuti rumah Tuhan sehingga para imam tidak tahan berdiri saat menyelenggarakan kebaktian. Allah hadir dan tinggal dalam Bait Allah seperti dikatakan Raja Salomo:
“TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya.”
Pesan hari ini
Meski menjadi Superstar, sikap Tuhan Yesus tidak berubah. Ia tetap rendah hati dan bekerja dengan kasih menyembuhkan banyak orang serta membawa sukacita selamanya.
Imanmu kepada Tuhan Yesus, menyembuhkanmu.
“Sukacita adalah tanda kehadiran Tuhan yang sempurna.”