Cemburu Menggelapkan Hati

0
430 views
Jangan menyimpan harta yang dapat hancur, by pelukis Belanda tanpa nama.

Rabu 5 Juli 2023.

Kej. 21:5,8-20.

Mzm. 34:7-8,10-11,12-13.

Mat. 8:28-34

KETIKA seorang yang kaya raya meninggal dunia, saat itulah biografi atau sejarah hidupnya ditutup.

Kepergiaannya membawa berkah bagi anak-anaknya yang memperoleh ‘keberkahan hidup’ karena memperoleh warisan banyak.

Sedangkan bagi yang meninggal,yang diperolehnya adalah sederetan sejarah panjang hidupnya yang gigih mencari uang.

Namun apakah selama hidupnya dia mendermakan sebagian harta demi kehidupan yang lebih baik. Celakalah dia, jika tidak melakukannya.

Banyak orang kaya yang biografinya hanya menceritakan bahwa ia seorang yang kaya raya, rumahnya yang besar, tinggi dan mewah yang dapat membuat begitu tamu masuk ke dalamnya menjadi lupa dimana pintu keluarnya, pintu gerbongnya dijaga beberpa satpam dan tukang pukul.

Dia memiliki segala-galanya namun kini harus pergi menghadap Tuhan tanpa membawa apa-apa.

Orang seperti ini sejatinya adalah miskin jiwa, karena dia tidak tahu bagaimana memanfaatkan hartanya demi kebahagiaan kekal.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu.

Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, mereka pun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka.”

Seluruh penduduk Gadara mengusir Yesus karena menilai perbuatan ajaib yang Yesus kerjakan merugikan mereka.

Saat itu terlihat, ternyata kawanan babi dinilai jauh lebih berharga daripada jiwa dua orang yang dirasuk setan.

Sering kali kita kehilangan kemampuan untuk melihat sesama kita sebagai pribadi yang sangat berharga di mata Allah.

Kita lebih menghargai harta kekayaan yang fana. Sedangkan manusia–citra Allah–kita anggap rendah.

Kita tidak peduli terhadap orang-orang yang terhilang karena perbuatan dosa mereka atau karena pekerjaan si jahat.

Kita bahkan tidak peduli jika mereka nanti ada dalam kematian kekal.

Pandangan manusiawi kita ternyata sangat berbeda dari pandangan ilahi Tuhan Yesus. Bagi Tuhan Yesus, jiwa manusia sangat berharga. Jiwa manusia lebih.

Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku memilih jiwa dibandingkan menumpuk harta?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here