SABDA Tuhan hari ini berbicara lagi tentang doa. Ini melanjutkan bacaan hari Minggu lalu (16 Oktober 2022). Tuhan Yesus seperti ingin melanjutkan kursus tentang doa.
Pada hari Minggu lalu, Dia mengajarkan tentang perlunya berdoa tanpa jemu (Lukas 18: 1-8). Tuhan itu maha mendengarkan. Hari ini, Dia menjelaskan tentang berdoa secara benar (Lukas 18: 9-14). Apakah ada doa yang keliru?
Ternyata, orang baik bisa berdoa secara salah dan doa yang salah itu sangat berbahaya. Orang Farisi yang berdoa di Bait Allah, salah satu contohnya. Dia itu orang baik dan perwujudan dari orang Yahudi sejati (Lukas 18: 11-12).
Sayang, dia berdoa secara keliru.
Mengapa?
Pertama, dia membanggakan itu semua di hadapan Tuhan. Berbangga atas prestasi di hadapan orang lain sah-sah saja; tetapi tidak di hadapan Tuhan.
Kedua, dia menempatkan dirinya sebagai pusat doa. Ketiga, dia membandingkan dirinya dengan orang lain di hadapan Tuhan. Ketiganya menunjukkan kesombongannya.
Doa yang benar berpusat pada Tuhan. “Dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.” (Matius 6: 9-10).
Demikian Tuhan Yesus mengajar kita berdoa.
Sedang pemungut cukai itu menyadari diri sebagai orang berdosa (Lukas 18: 13). Di kalangan orang Yahudi, pemungut cukai itu pengkhianat atau orang yang tidak mencintai bangsanya sendiri, karena bekerjasama dengan penjajah Roma.
Namun, doanya dibenarkan (Lukas 18: 14).
Mengapa?
Pertama, dia merasa tidak pantas berdiri dekat dengan Tuhan. Semakin dekat dengan Tuhan, semakin kita melihat dosa-dosa kita.
Kedua, dia memohon belas kasihan Tuhan. Dengan demikian, dia meletakkanTuhan sebagai pusat doanya. Dia membutuhkan Tuhan dan belas kasihan-Nya.
Sabda Tuhan hari ini memberi kita dua pelajaran tentang doa.
Pertama, pusat doa adalah Tuhan. Kedua, doa yang benar lahir dari sikap rendah hati. Di hadapan Tuhan yang maha mulia dan kudus, manusia itu lemah dan hanya tanah (humus). Dia mesti memiliki kerendahan hati (humility).
Itulah jiwa suatu doa. Bagaimana selama ini aku berdoa?
Minggu, 23 Oktober 2022
Minggu Misi sedunia