Jokowi Ngunduh Mantu, Literasi Budaya dan Ajaran Sosial Gereja

0
412 views
Kaesang menikahi Erina Gudono. (CNN Indonesia)

PAK Jokowi ngunduh mantu. Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo dan keluarga melaksanakan upacara ngunduh mantu putera bungsu Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono yang digelar di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, 11 Desember 2022.

Acara ngunduh mantu dimeriahkan dengan pesta rakyat yang dapat dihadiri masyarakat umum dan menggelar pertunjukan kesenian rakyat. 

Media masa baik cetak maupun elektronik serta media sosial menginformasikan jalannya prosesi pernikahan yang dilaksanakan dengan tata cara adat dan budaya yang penuh makna.

Literasi budaya

Apa yang dilakukan oleh keluarga Presiden Bapak Joko Widodo memberikan gambaran literasi budaya. Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa.

Rangkaian acara pernikahan mulai dari pengajian, midodareni, siraman, lamaran, ijab qobul, tata cara adat, dan ngunduh mantu serta tasyakuran yang dilaksanakan keluarga temanten puteri dan temanten putera bisa dipahami dalam konteks literasi budaya. Yakni, memberi wawasan pada masyarakat tentang tata cara pernikahan adat Jawa yang lengkap dan mencerminkan keagungan budaya Nusantara. 

Di sisi lain apa yang dilakukan oleh Jokowi merupakan bentuk semaian pengenalan nilai-nilai budaya yang ditanamkan pada era ini untuk generasi muda. Juga akan menjadi catatan sejarah serta budaya. Pernikahan yang dibingkai dengan keindahan budaya serta kedalaman makna yang menyertainya itu merupakan satu kesatuan penghayatan hidup bermasyarakat dan berbangsa.

Rangkaian perayaan perkawinan dengan tata cara adat menjadi cerminan memelihara kebudayaan. Tata cara adat perkawinan warisan dari keraton yang adi luhung tidak ditinggalkan.

Di sisi lain juga memberi perhatian pada pemeliharaan kesenian melalui pertunjukan hiburan rakyat dan melibatkan pelaku usaha UMKM.  

Integrasi melaksanakan pedoman agama, mengintegrasikan dengan budaya, memelihara rasa kesatuan “pemimpin bangsa dengan rakyatnya” nampak mewujud dari apa yang dilakukan Pak Jokowi saat punya ”gawengunduh mantu ini.

Sebagai bagian dari masyarakat yang hidup dan tinggal di Indonesia, menyimak literasi budaya yang dilakukan Jokowi menarik untuk dihubungkan dengan Ajaran Sosial Gereja.

Jokowi ngundhuh mantu. (Ist)
Kirab kereta dalam perayaan Jokowi ngundhuh mantu. (FX Juli Pramana)

Menyumbang nurani

Gereja bukanlah suatu entitias spiritual semata, tetapi manusia-manusia nyata yang hidup di dunia serta berinteraksi dengan dunia, sambil memberi kontribusi dan menerima kontribusi dari dunia (GS 41-43, 44).

Dalam konteks menjadi warga masyarakat dan Gereja, kebudayaan merupakan sumber kekuatan. Juga berperan dalam pertumbuhan pribadi dan moral setiap orang; bagi pengembangan dan pembentukan pribadi.

Kebudayaan bisa menyumbang pembentukan nurani bila dihayati sebagai hasil kreasi ciptaan yang bersumber dari Sang Pencipta.

“Menerima kontribusi” mengikuti pesta rakyat di pawiwahan ngunduh mantu Jokowi dapat dipetik satu catatan. Yakni, perkawinan antara dua insan ciptaan Tuhan itu menumbuhkan rasa syukur yang dapat mendekatkan rasa kegembiraan banyak insan.

Inilah hakikat perkawinan yang juga diakui oleh Gereja bahwa perkawinan tidak hanya menjadi rasa syukur yang dialami oleh dua orang atau satu keluarga. Tetapi menjadi perayaan yang bisa dirasakan kegembiraannya oleh banyak orang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here