- Bacaan 1: Ul. 4:1,5-9
- Injil: Mat. 5:17-19
Kadang-kadang kita melihat fenomena orang-orang yang mengritik atau menyalahkan pihak lain dalam hal iman dengan menggunakan ayat-ayat Kitab Suci. Menggunakan pemahaman Kitab Suci tidak secara tepat untuk tujuan (keuntungan) pribadi.
Fenomena ini sering disebut sebagai “Jualan Ayat”.
Istilah “Jualan Ayat” merupakan sebuah kritikan perilaku yang dianggap tidak tulus atau tidak murni terhadap ajaran atau praktek agamanya.
Dengan menggunakan pemahaman “Letterlijk” Hukum Taurat, orang-orang Farisi dan ahli Taurat “menyerang” Tuhan Yesus yang dianggap merusak aturan agama. Menuduh Tuhan Yesus mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan aturan Hukum Taurat bahkan dianggap ingin meniadakan Hukum Taurat.
Tetapi serangan ini dibalas dengan jawaban jitu Tuhan Yesus:
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
Bagi Yesus,
- Hukum Taurat kehilangan maknanya jika “hanya” dipandang sebagai aturan belaka.
- Bukanlah kemurnian “Letterlijk” ajaran Taurat namun bagaimana aturan tersebut dihidupi.
- Menjiwai aturan adalah lebih penting.
- Hukum Taurat seharusnya menginspirasi setiap orang untuk berbuat kasih, sesuai maknanya.
Orang yang berpikir dan melakukannya demikian, menurut Tuhan Yesus akan menduduki tempat tertinggi dalam Kerajaan Surga.
Mereka “menjual ayat-ayat” aturan Taurat dengan menggunakan ayat-ayat perintah nabi Musa dalam Kitab Suci, saat ia menasihati Bangsa Israel sebelum memasuki “Tanah Terjanji”. Tanpa menjiwai bagaimana seharusnya melaksanakan aturan tersebut secara benar.
“Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu.”
Pesan hari ini
Tuhan Yesus meluruskan bagaimana aturan dalam Hukum Taurat dijiwai dan dilaksanakan, yaitu dengan mengedepankan kasih sebagai “roh” dari hukum tersebut.
Tuhan tidak mungkin membenarkan mereka yang kerjanya “jualan ayat” demi kepentingan pribadi.
“Harapan adalah pelukan dari yang tidak dikenal.”