Bacaan 1: Ef 1:1 – 10
Injil: Luk 11:47 – 54
LAIN di bibir lain di hati lain pula dalam tindakan. Ini adalah gambaran yang pas bagi orang munafik. Seseorang yang menampakkan sesuatu di depan banyak orang, namun sebenarnya berlawanan dengan isi batin dan apa yang dilakukannya.
Biasanya orang munafik tidak pernah konsisten dalam hal ucapan dan perbuatannya. Dua hal ini bisa menjadi ukuran saat menilai kepribadian seseorang, apakah ia tulus atau munafik.
Hari ini kita masih disuguhi perseteruan antara orang-orang Farisi dan Ahli Taurat dengan Tuhan Yesus.
Kali ini, kecaman Tuhan Yesus semakin pedas sehingga membuat mereka marah dan menaruh dendam.
Oleh Yesus dikatakan bahwa mereka seolah berbuat baik namun sebetulnya sama parahnya dengan nenek moyang mereka.
“Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya…”.
Para ahli Taurat sebagai orang yang paham Kitab Suci dan aturan agama semestinya membimbing orang ke arah yang lebih baik. Paham bahwa Yesus adalah Mesias seperti yang telah dinubuatkan para nabi dalam Kitab Suci.
Apa yang terjadi justru mereka tidak memberi contoh dalam perbuatan namun memaksa orang lain untuk melaksanakan aturan.
Mereka sibuk menjaga penampilan religiusnya namun sebetulnya hati tidak menampakkan kereligisuan mereka. Bahkan mereka menghalangi orang untuk percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Itulah kemunafikan yang dikecam oleh Tuhan Yesus.
Dalam peneguhannya kepada jemaat di Asia Kecil, yaitu Efesus, Rasul Paulus mengucap puji dan syukur atas rahmat yang diberikan Allah kepada jemaat Efesus.
Bahwa Allah telah memilih mereka sebagai anak-anak-Nya bahkan sejak sebelum dunia dijadikan. Ia memelihara kekudusan jemaat agar tetap bersatu bersama Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
Di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.
Pesan hari ini
Sungguh jujurkah saya dalam mengimani Kristus, atau hanya ingin mencari kehormatan diri? Kadang antara tindakan, hati dan ucapan sering tidak sinkron.
Semoga diberikan kekuatan agar mampu menjaga rahmat sebagai anak-anak Allah sehingga tetap bersatu dengan Kristus pada hari-Nya kelak.
“Kesempatan itu mirip seperti matahari terbit. Hanya sekali lewat dan jika terlalu lama menunggu, kamu bisa melewatkannya. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”