SEKITAR 50 Orang Muda Katolik (OMK) dan anak-anak Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Kabupaten Klaten, memvisualisasi-kan Kisah Sengsara Tuhan Yesus di Gereja Wedi, Jumat (14/4/2017) pagi. Visualisasi Kisah Sengsara Yesus ini dimaksudkan untuk menggantikan Ibadat Jalan Salib.
Visualisasi yang berdurasi sekitar satu jam ini dibawakan secara apik oleh OMK Paroki Wedi. Mereka sangat menjiwai berbagai peran yang dimainkan. Diiringi dengan aransemen musik yang mendukung, dan narator yang menjiwai, membuat suasana saat itu seperti ‘peristiwa’ aslinya.
Saat menyaksikan visualisasi itu, banyak umat yang terharu. Umat terbawa perasaan. Banyak umat yang menangis, meneteskan air. Tak hanya umat dewasa, anak-anak pun terlihat banyak yang mimblik-mimblik (terharu, mau menangis). Sebagian anak lainnya merasa takut, tidak berani melihat, saat Yesus ‘digebukin’ para algojo. Umat tak kuasa melihat penderitaan Yesus.
1,5 bulan latihan
Sutradara Visualisasi Kisah Sengsara Yesus, Antonius Yunianto, menyampaikan, sebelum tampil, para pemain berlatih intensif selama satu setengah bulan. Sengaja, jumlah pemainnya memang banyak.
“Kita ingin mengajak sebanyak mungkin OMK Wedi untuk terlibat dalam visualisasi ini. Biar OMK juga ikut merasakan bagaimana sengsara Tuhan Yesus. Karena (berperan dalam) visualisasi ini akan terkenang terus dalam hidup mereka,” kata mantan pemeran Yesus ini.
Menurutnya, visualisasi Kisah Sengsara Yesus ini adalah peristiwa yang biasa, namun bermakna mendalam bagi umat Katolik. Visualisasi ini menjadi sarana bagi umat untuk ikut merasakan kasih Tuhan yang begitu dalam dan besar kepada umat manusia. “Kesetiaan Tuhan Yesus dicurahkan sepenuhnya di Puncak Golgota,” ucap Prodiakon Paroki Wedi ini.
Umat nampak antusias menyaksikan visualisasi dalam bahasa Jawa ini. Umat memenuhi bangku yang ada di Gereja Wedi. Mereka berharap, visualisasi ini dapat diadakan secara rutin setiap tahun.
Baca juga: Berkebaya dan Ngomong Jawa, Hari Kartini ala Ibu-ibu Lingkungan Tosadu, Paroki Wedi – Klaten
Menyaksikan visualisasi sengsara yesus secara live, maka untuk anak-anak hrs dibantu memaknai dan atau menterjamahkan dlm bahasa iman agar apa yg dilihat dimaknai dgn baik dan benar secara iman katolik.
Sebuah kejadian nyata: seorang anak setelah secara bersama-sama melihat folm the passion malah setelahnya takut melihat wajah yesus. Trauma melihat film tsb.
Demikian.