Home BERITA Kacamata

Kacamata

0
Ilustrasi: Almarhum Pater G. Koelman SJ sedikit eksentrik dengan sengaja 'didandani' berkacamata hitam oleh para mantan muridnya. (Ist)

KEHADIRANNYA sangat dibutuhkan untuk para lanjut usia. Namun, kadang sangat dicari anak muda. Betapa tidak? Dengan pelbagai model dan warnanya, hal itu bisa menambah penampilan menjadi lebih menarik. Dan kemudian dilirik.

Di sisi lain, para lanjut usia, sangat merasakan manfaatnya untuk menambah ilmu dan wawasan dengan penyertaannya. Oleh karenanya kehadiran amat dirindukan dan dibutuhkan. Apalagi kehadirannya juga sangat membantu berkarya.

Menurut pelaku jurnalistik, seorang penulis harus menjawab tuntutan rajin membaca buku agar hasil karya tulisannya semakin memiliki bobot mencerdaskan. Terlebih memasuki pada era globalisasi. 

Karya jurnalistik dipaksa untuk menambah wawasan pembaca, tanpa berkeinginan menggurui tetapi rekan seperjalanan.

Seorang penulis mesti terbuka terhadap kritikan hasil karya tulisannya demi peningkatan mutu jurnalistiknya. Pun pula kritikan selain mendorong membantu mengupayakan kemajuan menulis, juga tolok ukur bagi penulis seberapa besar pembaca menangkap isi tulisannya.

Berbekal kesadaran itu, pelbagai kritik tentang bentuk, metode dan hasil jurnalistik dipandang sebagai sarana pembelajaran.

Yang pasti dipegang karya jurnalistik dapat berisi berita, membuka wawasan, mengajak menggerakan. Contohnya Whatsapp.

WA menjadi sarana komunikasi elektronik, langsung cepat tepat dan personal.

Komunikasi media sosial tak hanya menyentuh kaum muda, tetapi juga meramban masuk di kalangan kaum tua yang biasanya memiliki hambatan kemampuan baca sebagai akibat kemunduran penglihatan.

Hambatan ini kini telah dapat diatasi dengan bantuan kacamata baca.

Tak mengherankan kehadirannya sangat dibutuhkan dan membantu.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version