Pemerhati Masalah Anak Seto Mulyadi kembali mengatakan, penjara bukan solusi terbaik untuk menghukum anak akibat perbuatan kejahatan yang dilakukannya.
Hal tersebut dikatakan Seto Mulyadi atau yang biasa disapa Kak Seto ketika mengunjungi Polsek Beji Depok, Senin, untuk menjenguk tersangka AMN bocah SD di Depok yang menikam temannya Saiful.
Ia mengatakan untuk menangani kasus tersebut diperlukan mediasi kedua belah pihak masing-masing keluarga untuk menyelesaikan kasus tersebut antara keluarga pelaku dan keluarga korban.
Seto berharap agar pihak keluarga pelaku untuk segera meminta maaf kepada keluarga korban.
“Kami akan melakukan komunikasi dengan orang tua para tersangka, kepada wali kelas, agar tak lakukan penahanan,” tegas Kak Seto.
Pelaku, kata Kak Seto memiliki latar belakang perlakuan kekerasan oleh keluarganya. Pelaku memiliki trauma karena sering diperlakukan kasar oleh keluarganya.
“Setelah orang tuanya cerai AMN tinggal dengan kakaknya,” katanya.
Sementara itu Kapolres Depok Kombes Pol Mulyadi Kaharni mengatakan saat ini pihaknya sudah memeriksa korban dan pelaku serta sejumlah saksi. Terkait kasus pencurian telepon genggam sendiri, saat ini pelaku sudah menjalani proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Ia menjelaskan faktor yang mendorong pelaku melakukan penusukan adalah sakit hati pada korban karena dilaporkan perbuatannya mencuri kepada guru.
Kapolres mengatakan sedang melakukan pemeriksaan terhadap kondisi psikologis siswa kelas VI tersebut. “Rencananya pemeriksaan dilakukan paling lambat Kamis oleh psikolog dari UI (Universitas Indonesia),” kata dia.
Sedangkan Wali kota Depok Nur Mahmudi Isma’il Depok menegaskan pihaknya akan menanggung seluruh biaya Rumah Sakit sampai anak tersebut dapat kembali bersekolah.
Ia mengatakan kejadian penusukan ini merupakan kejadian luar biasa, karena dilakukan oleh anak dibawah umur (13 tahun). Diketahui pelaku merupakan warga pendatang dan tidak tinggal dengan orangtuanya.
Langkah awal Pemerintah Kota adalah bekerjasama dengan Jajaran Polresta Depok untuk mengetahui sebab musabab, mengidentifikasi dan mencari solusi agar hal seperti ini tidak terulang dikemudian hari.
Wali kota berpesan kepada para orang tua bahwa perlu keharmonisan keluarga, kasih sayang yang cukup, pendidikan agama, pembatasan penayangan kekerasan di televisi (yang akan memicu sikap imitasi), merupakan faktor penting agar anak-anak tidak melakukan perilaku menyimpang terlebih lagi pembunuhan berencana.
Dikatakannya secara makro pihaknya telah mencanangkan Kota Layak Anak, dan terintegrasi telah memberikan sarana dan prasarana demi pembentukan kepribadian dan karakter anak yang baik.
Beberapa kegiatan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku anak akan dilakukan oleh Pemerintah Kota agar hal negatif seperti ini tidak terjadi dikemudian hari.
Amn, siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Cinere, menikam teman sekelasnya, Saiful (12), sebelum berangkat sekolah, Jumat (17/2) lalu. Saiful ditemukan hampir tewas di selokan Perumahan Bukit Cinere Indah dengan delapan luka tusukan dan usus terburai.
Pemicu penusukan ini adalah pencurian telepon seluler (ponsel) milik Saiful yang dilakukan Amn dan dua rekannya. Saiful meminta ponselnya dikembalikan, tetapi Amn menolak karena uang hasil penjualan barang curian itu sudah habis. Tidak tahan dengan tagihan Saiful, Amn menikam temannya itu.