Bacaan 1: Ibr 5:1 – 10
Injil: Mrk 2:18 – 22
“SALAH set”, itulah judul yang tepat. Bagaimana rasanya, seseorang berpuasa tapi menghadiri pesta? Di meja tersedia berbagai macam makanan yang tentunya enak-enak namun tidak bisa dimakan.
Saat air liurnya naik ke mulut kemudian ditelannya kembali, mestinya ia sudah batal puasa.
Dalam bacaan hari ini, Tuhan Yesus mengkritik praktek puasa orang-orang Farisi.
Mereka menjalankan Hukum Taurat secara ketat termasuk puasa. Bahwa puasa dijalankan karena perintah agama, tidak memahami puasa yang sejatinya.
Dalam penjelasan-Nya, Tuhan Yesus mengambil prinsip puasa dalam Perjanjian Lama. Bahwa perkawinan menggambarkan kehadiran Allah pada umat-Nya dan puasa dilihat sebagai persiapan kedatangan Allah.
Saat Kristus hadir maka Kerajaan Allah pun hadir. Bersama Kristus, hanya ada sukacita (tidak ada kesedihan dalam ruang ilahi).
Sedangkan puasa adalah bentuk keprihatinan, misal menunggu sebuah pengharapan saat Kristus hadir kembali ke dunia untuk kedua kalinya.
“Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka?”
Saat bersama mempelai pengantin, kita harus bersukacita dan bukannya sedih atau prihatin.
Dalam penjelasan-Nya, Tuhan juga menggunakan dua contoh perumpamaan. Menambal kain lama dengan secarik kain baru dan menaruh anggur baru ke dalam tempat lama, adalah sesuatu yang tidak tepat.
Tuhan ingin mengatakan bahwa pemaknaan puasa mereka salah, puasa hanya semata perintah agama saja. Berbeda dengan para murid Yohanes, mereka berpuasa karena memang sedang prihatin Yohanes di penjara.
Rasul Paulus dalam peneguhannya kepada jemaat Ibrani menjelaskan posisi Tuhan Yesus sebagai Imam Agung yang berbeda dengan Imam Yahudi dalam kedudukan-Nya.
Seorang Imam Yahudi dipilih diantara manusia, ia harus mempersembahkan ibadah penebusan dosa lewat darah binatang baik bagi dirinya sendiri maupun bangsanya setiap tahun.
Sementara Tuhan Yesus sebagai Imam Agung dipilih oleh Allah (Mzm 2:7 dan Mzm 110:4). Tuhan menebus dosa manusia dengan cara mempersembahkan darah-Nya sendiri sebagai kurban sekali untuk selamanya.
Tuhan Yesus taat, sekalipun Ia adalah Anak Allah.
Pesan hari ini
Berpuasa adalah bentuk keprihatinan untuk suatu pengharapan hidup bersama Tuhan. Dalam ruang ilahi, bersama Tuhan hanya ada sukacita dan tidak ada lagi kesedihan.
Tuhan Yesus memberi teladan untuk taat pada perintah Allah, menebus dosa manusia dengan mempersembahkan diri-Nya sendiri.
“Berterima kasih kepada Tuhan tidak hanya saat segala sesuatunya berjalan baik, namun juga saat semuanya terasa sulit. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”