SUNGGUH ironis jalan hidup Kolonel Muammar Khaddafi sebelum dan sesudah turun dari panggung kekuasaan. 42 tahun di puncak kekuasaan tak ayal membuat Sang Kolonel bisa memanjakan dirinya. Namun, begitu tumbang karena didongkel NATO dan pasukan revolusioner, siapa kira kalau hari-hari panjang Sang Kolonel di tempat persembunyiannya di Sirte –kota kelahirannya— hanya ditemani kesepian.
Kesepian Khaddafi terasa sangat menyanyat –begitu laporan koran The Sunday Times edisi Minggu (30/10)– ketika wartawati Marie Colvin mendapati ruang dimana Khaddafi melewati hari-hari sepinya itu tanpa listrik. Untuk menyambung hidup dalam persembunyiannya, Khaddafi terpaksa rela disuguhi mi instant sebagai makanan sehari-harinya.
Tempat persembunyiaanya itu sendiri terletak di kawasan permukiman kelas menengah. Rumah dimana Khaddafi disembunyikan oleh para pengawal loyalisnya hanya terdiri dari sebuah bangunan satu lantai yang berlokasi tak jauh dari pinggiran pantai.
Rumah persembunyian itu ada di Jalan Colombia No. 36. Tak banyak aksesori yang ada di rumah gelap ini, selain sebuah foto “narsis” Sang Kolonel dalam balutan seragam militer dengan tambahan aksesori tandatangannya. “Dia bersembunyi di sini sampai hari terakhir dimana seluruh anggota rombongan Khaddafi meninggalkan rumah ini,” kata Adel Hussein Saiti (42), jawara lokal kepada The Sunday Times.
Sebelum akhirnya menempati rumah persembunyiannya itu, kata Adel, Khaddafi sempat memilih-milih sejumlah opsi lain di jalan yang sama atas “pemberian” keluarga dekat dan para pendukungnya. “Jelas, kami semua tahu dia memang ada di sini,” kata Mohamed Ali, tetangga dekat rumah gelap. “Selama dia di dalam, para pengawalnya selalu berjaga-jaga di luaran,” tambahnya kemudian.
Dasar Sang Kolonel. Dalam persembunyiannya pun, dia tetap ingin tampil dandy. Beberapa barang berharga peninggalan Sang Kolonel di Rumah Gelap itu antara lain sebuah rompi sutra, dasi bercorak garis-garis warna keemasan, dan sejumlah hem berkelas buatan Italia. “Dia memang pria punya selera,” kata penduduk lokal.