Home BERITA Kangsa Bukan Pewaris Mandura

Kangsa Bukan Pewaris Mandura

0
23 views
Raden Kangsa, tokoh wayang. (Wayangku)

Puncta 9 April 2025
Rabu Prapaskah V
Yohanes 8: 31-42

PRABU Basudewa dari Mandura mempunyai isteri. Namanya Dewi Maerah. Ketika ditinggal berburu di hutan berbulan-bulan, Maerah memadu kasih dengan Raja Kiskendapura, Prabu Gorawangsa. Mereka punya anak bernama Kangsadewa.

Kangsa berperilaku “brangasan adigang adigung, adiguna” serakah, sombong, sewenang-wenang dan kejam terhadap orang kecil.

Dia merasa memiliki hak waris dari Kerajaan Mandura. Maka dia memaksa Raja Basudewa mengadakan pertandingan “Adu Jago.”

Pertandingan ini sebetulnya hanya bahasa halus untuk melengserkan raja. Kangsa ingin menggantikan kedudukan “ayahnya” menjadi raja.

Ia menantang raja untuk bermain adu jago. Kalau Basudewa kalah, maka dialah yang akan menjadi raja. Jagonya bukan ayam, tetapi manusia.

Pewaris Mandura sebenarnya adalah Kakrasana, Narayana, dan Dewi Bratajaya yang disembunyikan di Widara Kandang. Mereka ikut nonton adu kesaktian di arena.

Kangsa akhirnya mati oleh panah Permadi, karena rayuan Bratajaya dalam gelanggang adu jago yang dibuatnya sendiri.

Yesus bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi tentang keturunan Abraham dan keturunan Allah. Orang Yahudi merasa sebagai ahli waris Abraham. Mereka menganggap sebagai orang-orang yang dekat dengan Allah seperti Abraham dan nenek moyang mereka.

Tetapi Yesus membantah mereka, “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.”

Apa yang mereka lakukan justru berlawanan dengan apa yang dikerjakan Yesus. Mereka mengaku sebagai anak-anak Allah tetapi tidak mengerjakan apa yang diperintahkan Allah.

Sama seperti Kangsa yang mengaku ahli waris Mandura tetapi justru ingin membunuh Basudewa dan keturunannya.

Jika mereka adalah anak Allah, seharusnya mereka mendengarkan dan melaksanakan seperti yang dikerjakan Yesus. seharusnya mereka menerima Dia yang diutus Allah, bukan malah menolak dan membunuh-Nya.

Kalau kita mengaku menjadi murid Yesus, Sang Anak Allah, apakah kita sudah bersungguh-sungguh melaksanakan perintah-Nya?

Mendaki gunung, bukit dan lembah,
Menikmati indahnya hamparan bunga.
Kita ini sungguh-sungguh anak Allah,
Jika setia mengikuti Kristus, Firman-Nya.

Wonogiri, setia ikut Yesus
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here