PERSAUDARAAN Ordo Fransiskan Sekular (OFS) Internasional mengadakan kapitel selama delapan hari (4/11/2017-12/11/2017) di Roma. Adapun tujuan kapitel ini antara lain untuk untuk mempelajari, merefleksikan, dan memproyeksikan, proses panggilan hidup dan perutusan OFS.
Topik yang diangkat dalam Kapitel Internasional kali ini adalah “Sama seperti Engkau telah mengirim Aku kedunia, demikian pula Aku mengirim mereka ke dalam dunia” (Yoh: 17:18).
Para saudara diajak kembali merefleksikan lebih dalam tentang makna dari panggilan sebagai seorang anggota Ordo Fransiskan Sekular. Lebih dalam lagi, semua diajak untuk mengetahui tujuan Yesus Tuhan mengirim kita ke dunia ini.
Selanjutnya, meninjau lagi apa sebenarnya visi dan misi sebagai seorang OFS hingga pada implementasi sejauh mana penerapan hidup Injili seorang OFS sebagai kaum awam yang hidup di dunia.
Hal-hal tersebut bermuara pada hidup persaudaraan yang mula-mula yang menjadi tempat pertama dan utama. Maka sangat relevan jika hidup persaudaraan ini menjadi poros yang hendak dihidupi di dalam kapitel ini.
Hadir di 112 negara
Perlu diketahui, keanggotaan OFS secara internasional hadir di 112 negara dengan 70 Persaudaraan Nasional yang telah dikonstitusikan. Selain itu, terdapat 18 calon Persaudaraan Nasional yang sedang memasuki tahap proses.
Selanjutnya, terdapat 19 Persaudaraan Lokal baru yang muncul.
Ada pula persaudaraan nasional yang terbentuk, dan ada pula yang menghilang oleh karena banyak hal. Kondisi lainnya adalah bangkitnya kaum muda dalam Mudifra atau lebih familiar dikenal sebagai Mudika Fransiskan di 75 negara.
Mudifra
Secara lebih rinci terdapat 33 negara dengan Mudifra yang telah dikonstitusikan, 29 negara dalam proses kanonisasi dan 13 negara baru mulai muncul.
Di setiap belahan dunia, jumlah anggota Ordo Fransiskan Sekular terbilang cukup banyak. Namun, yang menjadi kendala yang konon marak dialami di setiap persaudaraan adalah masalah pendataan yang dinilai cukup sulit.
Hal ini dikarenakan tidak tersedianya data, atau data yang kurang valid. Tercatat sebanyak 300.000 (tiga ratus ribu) anggota OFS dan 50.000 (lima puluh ribu) anggota Mudifra di seluruh dunia.
Ada kecenderungan menurunnya jumlah anggota OFS dikarenakan lanjut usia serta kurangnya promosi panggilan bagi OFS dan Mudifra.
Berkenaan dengan hal tersebut, perlu dipertanyakan dalam diri kita, apakah kita sungguh telah menghidupi semangat kristiani secara radikal sesuai cara Santo Fransiskus dari Assisi di tengah dunia yang didominasi oleh konsumtifisme, relatifisme, prioritas yang salah, pemahaman yang salah tentang martabat manusia di tengah masyarakat, kebingungan akan nilai-nilai dan lain-lain yang semuanya bersifat destruktif.
Sebagai seorang OFS, kita dituntut untuk berani menghadirkan cara hidup sesuai Injil secara jelas untuk membantu dunia dalam mengatasi hal-hal buruk yang ada di zaman ini.
Kondisi OFS
Dalam Kapitel ini juga dibahas mengenai kondisi OFS di setiap benua, baik Konferensi Pendamping Rohani Internasional dan juga situasi keuangan OFS secara global.
Beberapa hal baik berupa rancangan dan perencanaan aktivitas Pendamping Rohani dituangkan dalam beberapa susunan kegiatan, tantangan-tantangan yang dihadapi, serta beberapa saran yang baik bagi para pendamping rohani ke depannya. Selanjutnya tentang hal ikhwal mengenai keuangan, terdapat beberapa kendala dalam hal keuangan. Hal itu disebabkan salah satunya adalah faktor ekonomi di beberapa negara tempat OFS bernaung masih belum stabil.
Ada pula sesi sharing pengalaman Iman yang dibawakan oleh Dr. Michael Veertegh OFS.
Dr. Michael adalah seorang dokter spesialis bedah jantung.
Baginya adalah hal lumrah dalam menangani pasien-pasien yang tengah berada di antara hidup dan mati. Pelayanannya yang luar biasa di dalam persaudaraan OFS Belanda menjadi jalan pertobatannya untuk memperbaiki masa lalu dan persembahan diri.
Dalam sharingnya, Dr. Michael memberi beberapa kunci dalam menjalni hidup.
- Pertama mempelajari tentang Fransiskan secara serius dari berbagai sumber, menjalankan Anggaran Dasar/Konstitusi/Dokumen-dokumen OFS lainnya dengan serius.
- Tidak lupa pula mencari mode keteladanan orang Kudus.
- Selanjutnya menjalani dan menghayati panggilans sesuai talenta.
- Harus sinkron antara perkataan dan perbuatan.
- Komitmen yang besar dalam hidup, tidak hanya mampu berkata-kata baik atau suci tetapi juga menghadirkan hidup Kristiani dengan segenap tenaga dan konsekuensinya.
- Berdedikasi kepada Tuhan, keluarga, pekerjaan, masyarakat dan persaudaraan.
- Hidup seturut nasihat Injil atau injil sebagai nafas semangat hidup,. Penempatan keduanya untuk senantiasa menghadirkan Injil pada hidup serta merefleksikan hidup pada Injil.
- Mencari tim dengan nilai-nilai yang sama.
- Memulai panggilan yang telah dipilih, menjalaninya, serta tetap setia dalam panggilan. Dan ciri khas sebagai pentobat adalah memperbaharui diri setiap hari.
Selain itu juga dibahas hal-hal yang berkenaan dengan program kerja, tantangan-tantangan, formasi, struktur ordo, cara dan praktik dalam membangun persaudaraan Injil di dunia, kepemimpinan, komunikasi, keuangan, dan para kaum muda Mudfra.
Semua hal tersebut dikemas dalam suatu dialog yang menghasilkan suatu keputusan bersama yang nantinya akan menjadi pedoman bagi persaudaraan OFS di manapun berada.
OFS kudus
Tidak ketinggalan pentingnya membahas dua orang OFS yang telah mencapai kekudusannya.
- Pertama Lucien Botoasoa OFS, seorang martir dari Madagaskar
- Franz Jaggerstater OFS
Keduanya telah mendapatkan beatifikasi dari Tahta Suci.
Lucien Botovasoa adalah seorang profes OFS yang berkarier sebagai guru dan seorang Katolik yang saleh. Ia telah siap menjadi seorang martir sejak awal.
Beberapa bulan sebelum dibunuh, Lucien telah menyatakan kepada isterinya mengenai niatnya ini. Ketika terjadi penyerangan terhadap orang Katolik, Lucien membawa keluarga dan teman-temannya ke hutan.
Di hutan itu, ia menguatkan iman semua orang. Ia mendapatkan kekuatan dari gambar Santo Fransiskus dari Assisi. Ia sama sekali tidak takut dan ragu akan imannya dan tak gentar menghadapi kematian. Ia tertangkap dan dibunuh ketika kembali ke kota Vohipeno.
Sebelum dieksekusi, ia seperti Kristus memohon maaf bagi para eksekutornya. Setelah dibunuh jenazahnya dilemparkan ke sungai. Saat ini Lucien telah mendapatkan beatifikasi dari Gereja Katolik.
Dari mana kekuatan iman Lucien muncul?
- Pertama adalah doa yang kuat. Ia tidak melewatkan ekaristi harian dan selalu hadir 1 jam sebelum misa dimulai untuk berdoa.
- Mengikuti jejak Santo Fransiskus Assisi dan menghidupi Injil secara radikal. Rindu dan intim dengan Kristus, sebagai mistikus yang menghayati keindahan relasi dengan Kristus.
- Sakramen Tobat setiap pekan dan seorang pendiri OFS di tempatnya.
Franz Jaggerstater adalah seorang profes OFS keturunan petani dan juga bekerja sebagai petani.
Perkawinannya adalah berkat baginya, ia dikaruniai tiga orang putri yang sangat dicintainya. Di masa hidupnya, Hitler menyerang Austria sehingga harus menyerah kepada Jerman.
Sementara itu, Franz menolak membantu Hitler walaupun sudah tiga kali diminta. Teman-temannya telah menyerahkan diri dan kemudian mengikuti Hitler.
Dalam pengakuannya, ia lebih memilih mengikuti Kristus daripada menjadi kaki tangan Hitler. Apa pun risikonya, ia bersikeras untuk tetap tidak mengikuti Hitler.
Selain itu, Franz merupakan sosok yang cinta damai. Ia menolak perang dan segala bentuk penggunaan kekerasan. Ia juga mengikuti Injil secara radikal. Karena hal tersebut, ia ditangkap, dipenjara kemudian disiksa.
Di dalam penjara ia menulis surat dengan tangan terikat. Surat-surat yang ditulisnya menunjukkan bahwa ia gembira dengan hatinya yang bebas mengikuti Kristus meskipun tubuhnya terluka dan terikat. Ia juga gembira karena mengikuti jejak Santo Fransiskus dari Assisi untuk mengikuti Kristus secara radikal.
Hingga akhir hidupnya, ia tetap setia kepada Kristus.
Franz seorang sederhana yang memegang Injil sebagai satu-satunya pedoman hidup.
Pada tahun 2007, ia mendapatkan beatifikasi dan prosesi ini dihadiri oleh isterinya.
Isterinya wafat pada tahun 2013 di usia 100 tahun dan menyatakan cintanya kepada Franz dan berharap bisa segera bertemu dengannya.
Hasil studi yang diperoleh dari orang-orang suci tersebut diperoleh beberapa kesamaan.
- Pertama mereka adalah seorang Katolik yang saleh.
- Selanjutnya mereka melakukan kesetiaan terhadap agama secara bebas dan heroik (radikal).
- Selain itu, tekanan dunia yang begitu berat tidak dapat menggoyahkan pilihan hidupnya.
- Dan mereka juga mempersembahkan hidup mereka secara menyeluruh kepada Tuhan.
Selain dari dua orang kudus OFS masa kini, juga terdapat nama Emmanuela Matioli OFS (pemimpin pertama OFS yang awam) dan masih dalam proses beatifikasi.
Melalui tulisan ini diharapkan anggota OFS di mana pun berada mampu merefleksikan dirinya kembali lebih dalam mengenai cara hidup yang ditawarkan Bapa Serafik Santo Fransiskus dari Assisi untuk menghidupi injil dalam hidupnya.
Perlu adanya rasa persaudaraan yang erat untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan di dalam persaudaraan baik secara organisasional maupun kebutuhan rohani yang senantiasa seimbang. Sehingga pada akhirnya diharapkan agar OFS dan anggotanya semakin mantap dalam menjalani kehidupannya sebagai awam yang religius.
Tentu, hal tersebut membutuhkan refleksi yang terus menerus, pertobatan serta kerendahhatian yang tiada batasnya.
PS: Tulisan ini dirangkum melalui sumber “Ringkasan Kapitel Internasional XV” yang ditulis oleh Minister Nasional Ordo Fransiskan Sekular, Sdr. Hendro Setiawan OFS di Roma pada tanggal 11 November 2017. Sumber itu kami tulis kembali.