“Bangkit, Meretas Batas, Melayani dengan Hati.”
Inilah tema Kapitel Umum Kongregasi Biarawati Abdi Kristus (AK) ke-7 dan berlangsung tanggal 8-17 Januari 2020 di Rumah Retret Abdi Kristus Gedanganak, Ungaran, Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
Pemimpin sidang dan pendamping Kapitel Umum ini adalah Romo I. Wardi Saputra SJ dan Romo Josephus Darminta SJ.
Dengan tema ini, besar harapan bagi segenap anggota Kongregasi Biarawati Abdi Kristus untuk terus-menerus melayani dengan hati yang digerakkan oleh Roh. Yang juga mampu meretas batas-batas. Dan Roh itu adalah Roh Pemersatu.
Dalam seluruh kiprah dan pelayanannya ke depannya apa pun keterbatasannya, di sana akan tetap ada kekuatan roh yang memampukan meretas batas, melayani lebih meluas, menjangkau yang tak terjangkau. Dan buahnya ialah melayani dengan hati.
Buah itu akan nampak, dalam suatu tindakan-tindakan, dalam pola hidup, habitus hidup, sehingga memampukan melayani sepenuh hati.
Kegiatan berciri discerning
Sebelum Kapitel Umum dimulai, para Kapitulan diajak mempersiapkan diri, membangun sikap batin atau keadaan batin. Ini agar semua peserta bisa masuk dalam Kapitel dengan lebih menghayati secara istimewa persekutuan kasih persaudaraan yang terbuka kepada Roh.
Kapitel Umum merupakan suatu wujud persekutuan yang selalu terbuka kepada Roh. Terbuka akan sangat ditentukan oleh sejauh mana seluruh anggota semakin terbuka kepada Roh Kudus.
Kapitel merupakan suatu pertemuan, pembicaraan dalam persaudaraan. Ini bukan rapat bisnis.
Pembicaraan dalam Roh itulah yang sering disebut discernment. Maka, Kapitel Umum lebih merupakan suatu kegiatan yang berciri discerning, menegaskan, menyelami apa hidup ini, dan apa yang terjadi, dan karena itu juga nantinya kemana roh itu membimbing seluruh arah langkah Kongregasi.
Demikian ungkapan Romo Josephus Darminta SJ, mantan Provinsial Ordo Serikat Jesus (Jesuit) yang kini menjadi pembimbing rohani perjalanan Kongregasi Biarawati Abdi Kristus.
Bertemu sebagai murid Yesus dalam sebuah Tarekat atau Kongregasi berarti pertemuan yang mempunyai motivasi hidup sama dalam rangka hidup dan tujuan tarekat tersebut didirikan.
Kekuatannya sama, kharismanya sama yakni kesederhanaan iman dalam konteks kharisma hidup para Suster Abdi Kristus.
Jadi memiliki titik-titik temu, meskipun dalam kenyataannya bisa melihat kemungkinan perkembangan yang berbeda-beda, namun akan ada titik temu yang sama.
Dalam Kapitel Umum ke-7 ini, seluruh anggota diajak untuk lebih menyelami bagaimana kekuatan yang paling mendalam dalam hidup pelayanan yakni kekuatan hati.
Pertemuan para murid Yesus dalam rangka pembaharuan hidup dapatlah dikatakan merupakan saat untuk menghidupkan kharisma Tarekat atau Kharisma Kongregasi.
Untuk itu, mereka yang bertemu mempunyai kesepakatan untuk menjadi sadar kembali atas milik rohani bersama.
Juga sangat perlu adanya kesadaran untuk saling percaya, saling cinta. Setiap peserta haruslah menaruh cinta dan kesetiaan sejati kepada peserta-peserta yang lain, terutama kepada Tarekat atau Kongregasi dan komunitas sebagaimana adanya.
Tanda-tanda zaman dimaknai dalam iman
Salah satu hal yang dibahas dalam pembicaraan kelompok selama Kapitel Umum berlangsung adalah tanda-tanda zaman. Ini merupakan ungkapan kehadiran dan panggilan Roh Kudus yang perlu dibaca dan dimaknai dalam iman.
Perkembangan dan perubahan positif di zaman ini di mana para Suster Abdi Kristus hadir dan melayani dan berhadapan dengan itu semua.
Perubahan macam apa yang perlu ditanggapi secara kreatif dan gembira. Serta respon macam apa sehingga hidup dan pelayanan para Suster Abdi Kristus tetap relevan di tengah perubahan zaman.
Setiap perkembangan mengandung sisi “negatif” yang tak selalu searah dengan semangat yang ingin dihayati. Sering kali perkembangan dunia menawarkan nilai-nilai yang dengan jelas berlawanan dengan yang diimani.
Maka para Kapitulan diajak mencari dan menemukan berbagai tantangan atau tawaran negatif dari dunia di mana hidup dan berkarya. Dan respon yang perlu dikembangkan agar tidak terbawa oleh godaan yang menarik tersebut.
Ada situasi yang kadang-kadang di luar kemampuan untuk mengubah, ada situasi dimana hanya perlu beradaptasi, dan lainnya. Kemampuan untuk membaca perkembangan situasi, tanda-tanda zaman apa pun namanya itu merupakan salah satu dari prasyarat untuk bisa melakukan diskresi dengan baik.
Jadi realitas yang ada dalam konteks ini bukan sekedar realitas historis manusiawi, tetapi apa yang ditemukan, yang diamati, yang dialami yang terjadi di sekitar pelayanan itu merupakan bahasa, sinyal dari Roh Kudus yang perlu ditanggapi sebagai tantangan untuk tumbuh.
Salah satunya dengan gerakan bersama meng-upgrade diri, bina diri, mau belajar terus-menerus. Apa pun hasilnya, yang penting setiap anggota mau mencoba terus-menerus belajar demi perkembangan pelayanan yang lebih baik.
Dewan Pimpinan Umum tahun 2020-2026
Selain membahas hal-hal tersebut di atas, dalam Kapitel Umum VII tersebut juga telah dipilih Dewan Pimpinan Umum (DPU) Kongregasi Biarawati Abdi Kristus periode 2020-2026.
- Pemimpin Umum: Sr. M. Bertha AK.
- DPU I (Wakil PU): Sr. M. Yulita AK.
- DPU II: Sr. M. Margarethis AK.
- DPU III: Sr. M. Eligia AK.
- DPU IV: Sr. M. Bernadetti AK.
- Sekretaris Umum: Sr. M. Eligia AK merangkap anggota DPU.
- Ekonom Umum: Sr. M. Lizbeth AK
Dipilih juga Dewan Kapitel yang baru beranggotakan:
- Sr. M. Marcellina AK.
- Sr. M. Maria AK.
- Sr. M. Elfrida, AK.
Kapitel Umum ke-7 ini ditutup dengan misa pelantikan Dewan Pimpinan Umum dan Dewan Kapitel yang dipimpin oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Keuskupan Agung Semarang.
Semoga Kongregasi Biarawati Abdi Kristus dengan meneladan semangat Maria Hamba Allah, dalam kesederhanaan iman senantiasa diberkati Tuhan dalam segala bentuk pelayanannya.