“SAYA diminta memberi sambutan pada kesempatan istimewa ini, karena saya Kapolda. Seandainya saya bukan Kapolda belum tentu saya diberi kesempatan memberi sambutan mewakili para tamu undangan,” kata Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain disambut sorak tepuk tangan para undangan.
Hal itu disampaikan dalam kesempatan perayaan pesta emas HUT 50 Tahun pernikahan Drs Tarcisius Soedadi (Pak Dadi) dan Ny. Maria Magdalena Sri Koestini (Ibu Tien), Sabtu (2/12) di Gedung Yoseph Lantai 3 Kampus Unika Musi Charitas Palembang.
“Saya sekolah di SMA Xaverius 1 Palembang. Saya tamat SMA tahun 1981. Ketika itu, kepala sekolah saya adalah Pak Soedadi,” kata Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain.
Inspirator
Buat Zulkarnain, lanjutnya, sosok Pak Soedadi sangat berkesan. “Beliau adalah inspirator, banyak hal yang ia lakukan buat saya. Sangat peduli dengan lingkungan. Belajar giat demi cita-citamu,” begitu kata Zulkarnain menirukan pesan Pak Soedadi buat dirinya waktu itu.
Irjen Pol Zulkarnain menjelaskan, manusia pada dasarnya punya tiga hal yang disebut faktor manusia pembelajar yakni:
- Pertama, menjadi manusia pembelajar, maka belajarlah selalu dan senantiasa.
- Kedua, menjadi pemimpin itu harus mengalami proses belajar yang baik. Jika belajar dengan baik dan sungguh-sungguh, maka akan menjadi pemimpin yang baik dan benar.
- Ketiga, menjadi guru, bukan hanya guru di kelas; tetapi guru dalam arti yang luas yakni pribadi yang bisa ditiru atau digugu perilakunya.
Hal itulah yang diungkapkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain tentang sosok Pak Soedadi saat mengalami beliau sebagai guru dan kepala sekolah. “Beliau itu guru dan kepala sekolah saat saya jadi murid di SMA Xaverius 1 Palembang,” kata jenderal polisi bintang dua ini.
Menerima perbedaan
“Bapak ibu undangan, saya dulu sekolah di SD Xaverius Mojosari-Belitang dan di SMP Xaverius Gumawang, dan kemudian di SMA Xaverius 1 Palembang,” kata Irjen Zulkarnain kemudian.
Ketika duduk di bangku SD kelas 1-5, kata dia, semua murid selalu diajak ikut Misa Jumat Pertama. “Karena itu, saya tahu apa itu misa, siapa dan bagaimana itu romo atau suster,” ungkapnya jujur. (Berlanjut)