TAHUN 2010, untuk pertama kalinya sebuah pesta bertajuk @karnaval digagas dan akhirnya digelar Sanggar Anak Akar. Tahun ini, konsep sama juga akan digelar kembali dalam rangka perayaan syukur atas 17 tahun keberadaan sanggar yang peduli atas hak-hak anak ini. “Melalui karya kreatif dan konstruktif kami akan terus menggugat kebijakan dan perlakuan yang mengabaikan hak anak,” demikian pernyataan tertulis dalam sebuah press release yang diterima Redaksi Sesawi.Net.
Menurut mereka, @karnaval merupakan wujud baru dari sebuah ruang kreasi dan ekspresi anak dan untuk anak. Ini sekaligus menjadi bagian gerakan pengembangan budaya yang menghormati hak anak. Di situ tersedia ruang interaksi antara anak dan orang-orang dewasa. Dari interaksi antar generasi itu diharapkan muncul serpihan beragam gagasan untuk bisa memperbaiki dunia anak, utamanya pendidikan.
@karnaval yang bertepatan dengan peringatan Hari Anak Sedunia dan syukur 17 tahun Sanggar Anak Akar diisi beragam acara. Karnaval beragam topeng merupakan pembuka rangkaian beragam acara. Topeng dipilih sebagai media ekspresi emosional anak-anak. Melalui topeng anak-anak bebas mengungkapkan ekspresi marah, sedih, kecewa, gembira, atau bahagia.
Pesta jalanan
Tak kurang 400-500 anak dari Jakarta maupun dari luar kota (Muntilan, Jember, Klaten, Salatiga, dan Malang) dengan mengenakan beragam kostum dan topeng hasil kreasi mereka sendiri akan berarak, melakukan pertunjukan jalanan (street performance) mulai dari Taman Tugu Proklamasi menuju Plaza Taman Ismail Marzuki.
Rangkaian acara syukur lainnya berupa festival perkusi, festival video karya anak, workshop dolanan tradisional, pameran, seminar dan pementasan teater musikal Lentera Rumah Kita. Teater musikal Lentera Rumah Kita merupakan refleksi perjalanan 17 tahun perjalanan Sanggar Anak Akar bersama dengan anak-anak pinggiran dalam membangun dunia, pendidikan yang lebih baik. Pertunjukkan ini merupakan karya kolaboratif antara anak-anak Sekolah Otonom Sanggar Akar baik yang masih intensif belajar maupun para alumni dan para sahabat akar dari berbagai disiplin.
Buku baru
Puncak acara ulang tahun Sanggar Anak Akar yakni 22 November akan ditandai dengan peluncuran buku Dari Akar Kami Tumbuh: Praktik Terbaik Pendidikan Alternatif. Buku ini berisi sharing pengalaman terbaik anak-anak Sekolah Otonom dan para alumni sepanjang mengikuti dinamika pendidikan di Sekolah Sekolah Otonom Sanggar Anak Akar. Sharing dari 22 anak dan alumni menjadi mosaik yang menegaskan model pendidikan yang selama ini diselenggarakan Sanggar Anak Akar.
Sebagai bagian dari sebuah gerakan budaya, @karnaval bukan semata karya Sanggar Anak Akar, melainkan karya bersama anggota masyarakat yang concern pada perlindungan hak anak, dan secara khusus mendukung kemandirian pendidikan untuk anak yang diselenggarakan oleh Sanggar Anak Akar.
Pada akhirnya itu @karnaval tidak hanya merupakan potret keberpihakan, tapi sekaligus undangan bagi orang dewasa, anggota masyarakat yang memiliki perhatian pada perlindungan hak anak untuk bergabung dan bersama-sama bergerak melakukan karya nyata untuk perbaikan dunia pendidikan anak. (Bersambung)