Kamis, 23 Juni 2016
Pekan Biasa XII
2Raj 24:8-17; Mzm 79:1-2.3-5.8.9; Mat 7:21-29
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas.”
DALAM bacaan Injil hari ini Yesus Kristus mengingatkan kita bahwa menjadi pengikut dan murid-Nya menantang kita untuk hidup sebagaimana seharusnya kita (seperti kehendak-Nya). Maka Ia bersabda, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan,’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga.” (Mat 7:21).
Apa artinya? Melakukan kehendak Bapa berarti melakukan karya karitatif dan pelayanan kerahiman yang mengalir dari Ekaristi dan doa-doa kita di hadapan Sakramen Mahakudus. St. Yakobus mengingatkan kita bahwa iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati (Yak 2:20). Karya-karya iman diungkapkan dalam perayaan Sakramen-Sakramen dan melakukan karya karitatif.
Iman akan Yesus Kristus tidak untuk puas diri. Ia menuntut bahwa kita memberikan diri kita pada sesama. Apakah iman kita pada Kristus sekadar demi kepuasan diri kita? Apakah iman itu mendorong kita untuk melakukan karya-karya karitatif?
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, sementara kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus, kita ingin membangun iman di atas batu karang. Kita membangunnya baik dalam perayaan-perayaan liturgis dan doa kita maupun dalam karya-karya karitatif kita.
Tuhan Yesus Kristus, berilah kami kekuatan untuk berubah. Bantulah kami memberikan diri kepada sesama. Doronglah kami untuk melakukan karya-karya karitatif hingga kami melakukan kehendak-Mu kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)