Sekali lagi, setelah kebangkitan-Nya Yesus menampakkan Diri kepada para murid-Nya (Yohanes 21: 1-14). Injil Yohanes penuh dengan simbol-simbol. Dari simbol-simbiol itu, kita dapat menangkap banyak pesan yang ingin Yohanes sampaikan.
Petrus kembali mencari ikan dan murid lain bergabung (Yohanes 21: 3). Mereka sepertinya melupakan Yesus yang berita kebangkitan-Nya tidak pasti. Namun, malam itu mereka tidak menangkap seekor pun (Yohanes 21: 3).
Yesus, sebagai yang tidak mereka kenal, menemui mereka dan menyuruh menebarkan jala (Yohanes 21: 5-6). Lalu, mereka menangkap banyak ikan (Yohanes 21: 6). Karena mukjizat itu, murid yang dikasihi Yesus mengenal identitas orang asing itu (Yohanes 21: 7).
Tanpa Yesus, para murid yang merupakan nelayan profesional itu gagal menangkap ikan. Yesus sudah mengangkat mereka menjadi penjala manusia (Matius 4: 19; Lukas 5: 10) dan bersabda bahwa di luar Dia orang tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15: 5-6).
Mereka yang melupakan dan meninggalkan Yesus tidak akan menghasilkan buah. Orang diajak untuk menyatukan hidup dan karyanya dengan Yesus.
Demikian pula Gereja; di luar Yesus tidak menghasilkan buah yang Yesus harapkan.
Setelah mereka tiba di pantai, Yesus meminta Petrus membawa beberapa ikan yang baru ditangkap (Yohanes 21: 10). Lalu, Dia mengajak mereka sarapan (Yohanes 21: 12).
Seperti penampakan kepada dua murid dari Emaus, Yesus duduk makan bersama mereka. Api arang sudah tersedia (Yohanes 21: 9).
Ikan pun sudah ditangkap. Keduanya bukan hasil usaha mereka. Itu simbol ekaristi. Di sana, semua disediakan oleh Tuhan. “Sebab dari kemurahan-Mu, kami menerima roti dan anggur yang kami persembahkan ini.”
Lewat bacaan hari ini, Yohanes menegaskan bahwa hanya dalam kesatuan dengan Yesus kita menghasilkan buah. Kesatuan itu kita rayakan dalam ekaristi.
Di sana, Yesus menunjukkan bahwa Dia senantiasa menyertai karya kita, para murid-Nya.
Jumat, 14 April, 2023 (Oktaf Paskah)