Kasih Adalah Tanda Kartu Nama Identitas Kita

0
1,800 views

Minggu, 24 April 2016
Minggu Paskah V
Kis 14:21b-27; Mzm 145:8-9.10-11.12-13ab; Why 21:1-5a; Yoh 13:31-33a.34-35

Yesus bersabda, “Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

DALAM Injil hari ini Yesus memberikan kepada kita perintah baru bahwa kita harus saling mengasihi, sama seperti Dia telah mengasihi kita, demikanlah kita harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kita adalah murid-murid-Nya, yakni jika kita saling mengasihi.

Kasih macam apakah yang telah diberikan Yesus kepada kita? Bagaimana Yesus telah mengasihi kita? Yesus mengasihi kita dengan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.

Yesus Kristus mengasihi kita sampai pada kesudahannya melalui penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya. Kasih itu menyatakan belas kasih dan kerahiman Allah Bapa yang luar biasa istimewa kepada seluruh umat manusia. Kasih itu telah membawa kita semua berdamai dengan Allah. Kasih itu membebaskan kita sehingga kita tak lagi hidup bagi diri kita sendiri melainkan bagi Yesus Kristus dan kerajaan-Nya yang penuh damai, sukacita dan kebenaran.

Kita semua pun dipanggil untuk mengasihi seperti Dia telah mengasihi kita. Bagaimana kita dapat saling mengasihi seperti Kristus telah mengasihi kita? Yesus Kristus menghendaki kta menjadi saksi kasih-Nya dengan saling mengasihi satu sama lain. Maka, Yesus bersabda, “Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Apa yang Yesus minta dari kita untuk kita lakukan? Saling mengasihi sama seperti Dia telah mengasihi kita/ Itulah sebabnya Yesus bersabda, “Sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikianlah kamu harus saling mengasihi satu terhadap yang lain.”

Kita hanya dapat saling mengasihi dengan cara yang sama seperti Dia telah mengasihi kita oleh karena daya kuasa-Nya dalam diri kita. Menurut Yesus, kasih itulah yang menjadi tanda kartu nama identitas kita. Itulah sebabnya Yesus bersabda, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Kasih menjadi tanda kartu nama identitas kita sebagai umat Kristiani. Kasih bukan sekadar perasaan baik. Kasih membawa kita rela menyerahkan hidup kita kepada sesama sama seperti Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Kasih sejati merupakan penyerahan diri yang total dan persembahan yang bebas atas kehidupan kita demi kebaikan sesama.

Pada abad ketiga, Tertulianus berkata bahwa orang-orang Roma sering menyebut orang-orang Kristiani dengan mengacu pada tindakan kasih mereka. “Lihatlah bagaimana mereka saling mengasihi satu sama lain.” Begitulah mereka dikenal sebagai Umat Kristiani karena saling mengasihi satu terhadap yang lain.

Dalam Ensiklik “Deus Caritas Est” (= Allah Adalah Kasih), Paus (Emeritus) Benediktus XVI mengatakan bahwa kasih menjadi perintah-Nya sebab kasih itu telah diberikan terlebih dahulu. Kita semua telah dikasihi oleh Allah tanpa batas melalui Yesus Kristus, maka kita pun menerima perintah untuk saling mengasihi. Karenanya, marilah kita saling mengasihi satu terhadap yang lain.

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus, kita belajar untuk saling mengasihi satu terhadap yang lain sebagai murid-murid-Nya. Kita belajar untuk menyerahkan diri kita sama seperti Yesus Kristus telah melakukannya untuk kita.

Tuhan Yesus Kristus, bantulah kami untuk mengasihi seperti Engkau telah mengasihi kami. Semoga kami mampu menjadi murid-murid-Mu dengan saling mengasihi sehingga Bapa dipermuliakan kini dan selamanya. Amin.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here