Selasa, 4 Januari 2022
- 1Yoh. 4:7-10
- Mzm: 72:1-2.3-4b.7-8.
- Mrk. 6:34-44
KALAH sebelum bertanding adalah sebuah ungkapan untuk orang-orang yang menyerah. Sebelum berupaya menyelesaikan masalah.
Sering kali kita merasa begitu kecil dan tak berdaya menghadapi masalah di depan kita.
Apalagi jika kita menghintung-hitung kekuatan diri yang tidak sebanding dengan besarnya masalah yang ada.
“Romo, saya awalnya menolak, ketika anak kakak mau dititipkan di rumah kami,” kata seorang bapak.
“Di rumah anak-anakku masih kecil. Apalagi juga sudah anak saudara lain yang ikut di rumah kami,” lanjutnya.
“Saya hanyalah pekerja serabutan, sedangkan isteriku penjual sayur-sayuran di pasar. Selama ini kehidupan kami pas-pasan,” ujarnya.
“Namun karena saya kasihan pada kakak saya, dan juga melihat masa depan keponakanku, maka saya terima,” ujarnya lagi.
“Saya yakin Tuhan pasti akan memberikan jalan dan rezeki untuk kami,” katanya.
“Benar juga bahwa kehidupan kami tidak kekurangan. Saya selalu bersyukur karena ada saja berkah yang kami terima, bahkan kami bisa membantu biaya sekolah anak-anak itu,” katanya.
“Tuhan tidak tidur, Dialah yang memberi berkah anugerah pada kami, hingga kami yang sebenarnya sangat terbatas kemampuannya, bisa membantu orang lain,” katanya lagi.
“Kalau hanya mengandalkan kekuatan kami dari penghasilan gaji kami dan keuntungan jual sayur mayur rasanya kami tidak akan berbuat banyak. Semua karena kemurahan dan belas kasih Tuhan,” lanjutnya
“Tuhan itu kaya dengan rahmat serta belaskasih hingga kita yang mau mengandalkan Dia, tidak pernah kekurangan,” ujarnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.
“Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.”
Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan.” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?”.
Para murid mengusulkan agar orang-orang itu disuruh mencari makan sendiri. Namun bukan itu yang dikehendaki Yesus.
Yesus ingin mengajar para murid dan juga orang banyak untuk datang kepada Dia dalam segala kebutuhan mereka.
Perintah Yesus kepada murid-murid-Nya agar mereka memberi makan orang banyak juga bertujuan agar murid-murid memahami keterbatasan mereka dan menyadari siapa Yesus sesungguhnya.
Kita belajar bahwa memperlihatkan ungkapan kasih dan kerinduan akan Allah melalui sesama tidak harus selalu menunggu datangnya proyek-proyek besar kemanusiaan.
Bantuan kita itu selalu terjadi dalam pertemuan sehari-hari yang menarik kita untuk berbuat sesuatu yang nyata bagi mereka yang membutuhkan.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku mau menolong sesama dalam keterbatasanku?