TUGAS perutusan merupakan perwujudan aktif perintah kasih. Kasih menjadi nyata kalau dibagikan kepada sesama. Membagikan kasih secara aktif itulah perutusan. Tetapi dalam hidup sehari-hari, kita seringkali tidak berpikir dalam kerangka perutusan. Dalam bidang iman, sering kali, ibadat merupakan kegiatan utama perwujudan iman, yang kita beri perhatian besar dalam hidup keagamaan kita. Padahal pesan Yesus yang menyangkut ibadat hanyalah pada saat Perjamuan Malam Terakhir: “Lakukanlah ini sebagai peringatan akan Daku.”
Ibadat merupakan kegiatan agama yang paling nyata menunjukkan iman Katolik kita. Tetapi ibadat hanya merupakan salah satu dari banyak kegiatan Gereja yang lain, seperti persekutuan, kesaksian dan pelayanan. Kegiatan hidup kita sehari-hari, hendaknya juga mewujudkan penghayatan iman kita. Jika ibadat kita tidak ada hubungannya dengan hidup kita sehari-hari, ibadat itu menjadi kosong dan sia-sia.
Pesan utama Yesus bukanlah ibadat, tetapi mewartakan Injil, kedatangan Kerajaan Allah serta pertobatan. Yesus mengutus murid-muridNya untuk mewartakan pertobatan, mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit. Pesan Yesus kepada murid-muridNya, merupakan pesan bagi semua orang yang diutus. Tetapi tidak berarti kita semua harus menjadi misionaris dan pergi ke tempat yang jauh. Kedua belas murid tadi diutus dua berdua dan dibekali kuasa atas roh-roh jahat.
Tugas pokok mereka adalah menyiapkan kedatangan Yesus ke tempat mereka diutus dengan membersihkan orang-orang itu dari kekuatan yang bisa jadi akan menentang kedatangannya. Mengajak mereka berpandangan luas, bertobat, memerdekakan batin mereka dari kungkungan ketidakpercayaan. dan mengurangi penderitaan. Tugas ini dapat dilakukan siapa saja dan dimana saja, asal orang-orang itu mengalami bahwa Tuhan Yesus membutuhkan mereka untuk menyiapkan tempat dan orang untuk menerima kedatangan Tuhan Yesus.
Roti, bekal, uang, baju, merupakan lambang jaminan dan kenyamanan hidup. Kasut dan tongkat adalah alat melindungi diri dalam perjalanan, lambing keamanan hidup. Dalam hidup, kita sering mencari kepastian, keamanan atau kenyamanan hidup. Dalam hal-hal ini, kita cenderung puas diri dan tidak membutuhkan orang lain. Manusia modern cenderung melengkapi rumah/kamar dengan kenyamanan, sehingga tidak perlu kontak dengan orang lain. Kita membatasi kontak demi keamanan dan menyampingkan orang lain demi jaminan hidup.
Tanpa kontak dengan orang lain, bagaimana kasih dapat disebarkan? Kiita perlu sarana untuk dapat berkontak lebih baik dengan orang lain, sehingga kita dapat membawa damai di tempat dimana kita tinggal dan kita diharapkan tekun dan setia dalam usaha kita, tidak cepat pindah. Pelayanan bukan karena kita senang, puas atau sukses, tetapi karena kita diutus dan demi kemudahan orang yang kita layani.
Dan tugas kita ialah membawa kebaikan, mengatasi penderitaan dan mengajak orang bertobat, memperluas wawasan, lebih dari sekedar mencari kenyamanan dan keamanan hitup. Memperbaiki sikap hidup adalah wujud pertobatan.. Pelaksanaan pesan ini diwujudkan dalam berbagai bentuk kehidupan. Pesan Kristus itu bukan suatu tata aturan hidup, tetapi suatu semangat, cara hidup yang diwarnai oleh rasa syukur karena kita sudah diselamatkan dalam Kristus (Ef. 1:3-14).